Bisnis.com, JAKARTA - Badan POM mengeluarkan izin darurat vaksin Sinopharm buatan China National Pharmaceutical Group.
Adapun izin penggunaan darurat vaksin Sinopharm itu dikeluarkan pada 29 April 2021, dengan nomor EUA 2159000143A2.
Ini merupakan vaksin ketiga yang mendapatkan izin darurat dari BPOM. Sebelumnya, ada vaksin Sinovac, dan AstraZeneca.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan Vaksin Sinopharm yang didaftarkan oleh PT Kimia Farma merupakan vaksin produksi Beijing-Bio Institute Biological Products.Co., LtD China.
"Izin darurat untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml, dengan indikasi membentuk antibodi untuk mencegah covid-19 pada orang dewasa di atas 18 tahun dengan pemberian durasi selang 21-28 hari," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam konferensi persnya.
Penny mengatakan setelah mendapatkan izin UEA, vaksin Corona Sinopharm akan tiba siang ini dan siap digunakan.
Rencananya, vaksin ini akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong yang didistribusi oleh Kimia Farma.
Efikasi vaksin Sinopharm disebutkan mencapai 78 persen berdasarkan uji klinis fase 3 di Uni Emirat Arab dengan 42.000 subjek peneliti. Ini artinya lebih tinggi daripada efikasi vaksin sinovac yang sebesar 65,3 persen.
Vaksin ini menggunakan metode virus yang dimatikan, sama dengan metode di vaksin Sinovac
Pengukuran imunogenitas setelah 14 hari pemberian dosis kedua didprediksi memiliki netralitas 99,52 persen pada dewasa dan 100 persen pada lansia.
Sedangkan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari vaksin Sinopharm bersifat ringan seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, batuk, dan sebagainya.
Sebelum di distribusikan, BPOM akan melakukan uji kelulusan produk selama 2-3 hari
Dan Kimia Farma nanti akan bertanggung jawab pendistribusian.
Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Verdi Budidarmo mengatakan sangat berterima kasih pada semu pihak yang terkait terutama BPOM.
"Semoga dengan vaksin ini dapat memanbantu pemerintah dalam mencapai tujua melindungi imunitas masyarakat dari Covid-19," tutup Verdi.