Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban memberikan penjelasan terkait adanya risiko pada penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Hal itu diungkapkannya melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi, Jumat (21/5/2021) 13.29 WIB. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI) itu menjawab pertanyaan bahwa apakah produk tersebut dapat digunakan bagi orang di bawah 30 tahun.
Dia dengan tegas mengatakan tidak boleh karena beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan risiko pembekuan darah. Dia memerinci, di negara tersebut ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin dengan 19 di antaranya meninggal.
"Pertanyaan lanjutan. Apakah memakai AstraZeneca itu berisiko? Yang jelas, tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko. Bagi saya, AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik," tulisnya di Twitter.
Pertanyaan lanjutan. Apakah memakai AstraZeneca itu berisiko?
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) May 21, 2021
Yang jelas, tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko. Bagi saya, AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik.
Ahli ilmu penyakit dalam itu menambahkan sejak April lalu, Inggris hanya memberi AstraZeneca untuk mereka yang berusia di atas 30. Bagi mereka yang di bawah 30, sambung dia, pemerintahnya memberikan alternatif untuk menggunakan vaksin jenis lain.
Sebelumnya, Zubairi Djoerban turut menyoroti penarikan Vaksin AstraZeneca. Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menghentikan distribusi vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 setelah menemukan kasus kematian seorang lelaki yang meninggal dunia sehari usai disuntik vaksin tersebut.
Melalui akun Twitternya, Zubari juga menjelaskan Vaksin AstraZeneca itu aman dan masih boleh digunakan. Lebih lanjut ia menjelaskan, kasus pembekuan darah sangat jarang terjadi dan dalam beberapa kasus di Eropa efek ini dapat disembuhkan.
Sindrom pembekuan darah yang terjadi pada sebagian kecil penerima vaksin AstraZeneca terus menarik perhatian dunia. Indonesia pun menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) May 17, 2021
Lalu, apakah vaksin ini masih aman?
.....