Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Jepang memobilisasi dokter dan perawat militer untuk memvaksinasi orang tua di Tokyo dan Osaka, Senin (24/5/2021). Langkah memberikan vaksin Covid-19 itu adalah bentuk usaha untuk menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 mulai dua bulan mendatang.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bertekat mengadakan Olimpiade di Tokyo setelah penundaan satu tahun. Ia telah membuat janji ambisius untuk menyelesaikan vaksinasi 36 juta orang lanjut usia di negara itu pada akhir Juli.
Kekhawatiran tentang keamanan publik karena banyak orang Jepang belum divaksinasi telah memicu protes untuk membatalkan Olimpiade. Setelah ditunda, acara akan dipastikan dimulai pada 23 Juli 2021.
Melansir dari apnews, Senin (24/5/2021), Suga telah berulang kali memperluas wilayah dan durasi keadaan darurat virus sejak akhir April dan telah membuat langkah-langkah memerangi virus lebih ketat.
Dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi, Suga mengatakan vaksin adalah kunci untuk mengendalikan infeksi.
Dia belum membuat vaksinasi sebagai syarat untuk menyelenggarakan Olimpiade dan telah mengatur agar Pfizer menyumbangkan vaksinnya untuk para atlet melalui Komite Olimpiade Internasional. Ia juga mencoba untuk mempercepat dorongan inokulasi Jepang saat sentimen anti-Olimpiade tumbuh.
Di dua pusat inokulasi massal yang dikelola oleh Pasukan Bela Diri Jepang akan melayani masyarakat. Tujuannya adalah untuk menyuntik hingga 10.000 orang per hari di Tokyo dan 5.000 lainnya per hari di Osaka selama tiga bulan ke depan.
Pada hari Senin adalah hari pertama Jepang menerima dosis dari Moderna Inc., salah satu dari dua vaksin yang dikembangkan di luar negeri dan baru disetujui Jepang.
Sebelumnya Jepang hanya menggunakan Pfizer Inc., dan hanya sekitar 2 persen dari populasi 126 juta telah menerima dua dosis yang dibutuhkan.
Jepang mulai memvaksinasi petugas kesehatan pada pertengahan Februari sambil berpegang pada persyaratan standar pengujian klinis di Jepang.
Vaksinasi untuk kelompok berikutnya adalah lansia yang lebih rentan pada Covid-19. Vaksin telah dimulai pada pertengahan April, tetapi telah terhambat oleh birokrasi, prosedur reservasi, rencana distribusi yang tidak jelas, dan kekurangan staf medis untuk memberikan suntikan.
Penyelesaian vaksin yang dikembangkan Jepang masih belum pasti, tetapi pejabat pemerintah Jepang berharap persetujuan Moderna dan AstraZeneca pada Jumat akan membantu mempercepat peluncurannya.
“Mempercepat peluncuran membuat kami merasa lebih aman karena memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi kami,” kata Munemitsu Watanabe, pekerja kantoran berusia 71 tahun yang mendapatkan kesempatan pertama di pusat Tokyo.
“Jika 80-90 persen populasi mendapat vaksinasi, saya pikir kita bisa menyelenggarakan Olimpiade dengan lancar,” tutupnya.