Bisnis.com, JAKARTA - Tidak hanya di Indonesia, antusiasme masyarakat Negeri Jiran Malaysia membeli menu BTS Meal dari McDonald's juga menimbulkan kerumunan di sejumlah gerai. Hal tersebut membuat pejabat penanggulangan bencana setempat jengkel.
Koordinator Komite Penanggulangan Bencana Divisi Sibu (SDDMC) Annuar Rapaee mengungkapkan kekesalannya melihat kerumunan warga Malaysia yang tidak menjaga jarak saat membeli makanan itu di gerai McDonald's di Sibu.
Dia mengatakan insiden itu tidak hanya menghancurkan hatinya tetapi juga para tenaga medis yang ada di garda depan dalam memerangi Covid-19.
"Saya menerima ratusan pesan dari frontliners yang sangat kesal dengan kejadian itu. Mereka bahkan mengatakan tidak punya waktu untuk makan sementara orang-orang ini memiliki kebebasan untuk mengantri berjam-jam hanya untuk membeli burger," katanya dalam siaran langsung di Facebook pada 21 Mei dikutip dari The Star, Rabu (9/6/2021).
Menurut Rapaee, masyarakat seharusnya memperhatikan nasib para tenaga kesehatan di tengah lonjakan infeksi Covid-19 di Malaysia saat itu. “Meski tempat tidur yang tersedia di RS Sibu masih cukup, jumlahnya semakin hari semakin berkurang. Banyak yang menanyakan kapan MCO (pembatasan sosial) akan diberlakukan," ucap dia.
Mereka yang mengantre panjang, kata Rapaee, tidak hanya membahayakan kesehatan mereka, tetapi juga orang lain.
Untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan, Rapaee meminta orang-orang harus memilih pesanan online di mana makanan akan dikirim kepada mereka daripada mengantre di depan restoran.
Kekesalan Rapaee bukan tanpa alasan. Seperti diketahui saat itu Malaysia sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 usai musim libur Idul Fitri. Selama enam hari berturut-turut penambahan kasus positif selalu di atas 6.000.
Pemerintah Pusat Malaysia akhirnya memberlakukan karantina wilayah atau lockdown total selama dua pekan mulai 1 Juni 2014.