Bisnis.com, JAKARTA – Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) menyebutkan kasus kanker di Indonesia terdapat 18,1 juta dalam kurun waktu dua tahun terakhir dengan kasus kematian 9,6 juta.
Angka ini membuat Indonesia berada di urutan ke-8 kasus penyakit kanker di Asia Tenggara. Menurut data Kementerian Kesehatan, adapun kasus kanker terbanyak adalah kanker paru, kanker hati, kanker payudara dan kanker leher rahim.
Para penderita kanker biasanya menjalani kemoterapi. Salah satu efek samping dari cara pengobatan kemoterapi adalah kerontokan rambut. Kerontokan rambut terjadi tergantung pada dosis atau jenis kemoterapi yang didapat.
Prof. Aru selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia mengatakan kanker tidak hanya ada satu macam saja tetapi juga ada berbagai macam.
“90 persen kejadian kanker itu karena environment sedangkan keturunan hanya 10 persen. Faktornya dari kebiasaan dan pola hidup,” ujar Prof. Aru dalam keterangan tertulis.
“Kanker dampaknya bukan hari ini kena dan besok langsung sakit, tetapi adalah sebuah kebiasaan yang terbentuk akibat pola hidup 10-15 tahun. Apa yang kita konsumsi, polusi dan banyak faktor lainnya jadi penyebab timbulnya kanker,” ujar Pratiwi selaku Humas dari Yayasan Kanker Indonesia.
YKI juga mengajak anak-anak muda untuk mulai aware dengan kanker sejak dini. Mulai dengan gaya hidup yang natural, mengurangi makan-makanan instan dan berolahraga secara rutin. Selain itu, YKI juga mengajak anak-anak muda bisa mulai membantu para penderita kanker di Indonesia dengan aktif membantu program-program yang dijalankan oleh YKI.
Sementara itu, brand perawatan rambut, NATUR Hair Care menggelar program Share and Care untuk pasien penyakit kanker yang mengalami kerontokan bahkan kebotakan akibat kemoterapi.
Melalui program ini, konsumen memposting produk NATUR senilai Rp50,000,- yang artinya sudah menyumbang untuk pembuatan rambut palsu.