Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai investor pada film yang diproduksi oleh anak bangsa semakin bervariasi. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan dan pemulihan film Indonesia ke arah yang lebih baik.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo mengatakan saat ini mulai banyak investor yang melakukan pool of fund. Dengan hal semacam itu bisa dilihat investor semakin bervariasi dan terlihat juga makin banyak yang ingin menjadikan film Indonesia sebagai alat untuk berinvestasi.
"Kami tentu berbesar hati karena dengan itu artinya dapat membawa film Indonesia ke arah yang lebih baik,” katanya saat membahas perkembangan film Indonesia di kawasan Jakarta Selatan dikutip Antara, Minggu (20/6/2021).
Fadjar mengatakan variasi investor tidak hanya dari sektor swasta saja tetapi juga berasal dari lembaga- lembaga pemerintahan. Misalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi investor sineas Indonesia agar bisa membantu mereka menyampaikan pesan bagi masyarakat menghindari kegiatan korupsi.
Selain itu, pada 2019 Polri membuat festival untuk film-film bertema kepolisian yang tidak hanya menunjukan film Indonesia menjanjikan untuk menjadi produk investasi tapi juga ada manfaat lain seperti menggali potensi dari para anggota kepolisian yang tertarik dengan karya sinematik.
Saat ini memang investor masih cenderung tersentralisasi di Pulau Jawa. Diharapkan, investor juga bisa mulai melirik potensi di wilayah- wilayah lainnya di Indonesia. “Diharapkan hal itu dapat terus berkembang, termasuk ke daerah- daerah lain selain di Jakarta. Karena potensi perfilman Indonesia di daerah perlu ditonjolkan. Maka dari itu tugas kita mendorong ekosistem perfilman yang merata hingga ke daerah.”
Kolaborasi antara pemerintah dengan para sineas di Indonesia diharapkan juga bisa mendorong semakin tertariknya investor baru untuk mendanai proyek yang menonjolkan kreativitas itu.