Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 84% persen pasangan akan hamil secara alami dalam setahun, jika mereka melakukan hubungan seks secara teratur, yakni setiap dua atau tiga hari. Namun hal ini tentu tidak mudah bagi semua orang.
Kesuburan terkadang menjadi hal yang rumit. Hal tersebut terjadi dikarenakan banyaknya faktor risiko, serta cukup sulit untuk didiagnonsis dan diobati. Hal ini juga dapat mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan, yakni stress, harga diri, hubungan, dan juga kesehatan mental.
Terdapat beberapa penyebab paling umum dari infertilitas wanita. Pertama adalah gangguan ovulasi yakni ketidakseimbangan hormon, cadangan ovarium yakni jumlah telur yang dipengaruhi usia dan genetika, dan tabung tersumbat dikarenakan adanya infeksi menular seksual.
Menurut dari Profesor Michael Thomas di ClearBlue, terdapat beberapa sejumlah tes yang dapat dilakukan untuk memprediksi cadangan ovarium. Terdapat tes darah seperti Anti-Mullerian Hormone (AMH), yang dilakukan kapan saja walaupun saat dalam siklus menstruasi atau sedang menggunakan pil KB. Namun hasil ini bervariasi tergantung dengan penyedia layanan kesehatan.
Selain dengan tes AMH, Anda juga bisa melakukan tes Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estradiol pada hari kedua atau ketiga setelah memulai siklus menstruasi. Kedua tes tersebut dapat dilakukan untuk mengetahui penurunan fungsi ovarium.
Namun selain dengan kedua tes tersebut, Anda juga dapat menggunakan tes grip. Tes ini adalah tes untuk memeriksa risiko kesuburan, yakni memungkinkan wanita untuk mengetahui apakah mereka memiliki faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesuburan mereka. Hal ini seperti risiko PCOS, masalah tiroid, dan cadangan ovarium.
Dengan mengidentifikasi risiko sejak dini, maka wanita dapat membuat keputusan yang tepat dan mengetahui mengenai kesehatan mereka sendiri. Hal ini seperti perencanaan dalam keluarga, gaya hidup, pembekuan sel telur, dan lebih baik dalam mengatasi masalah.