Bisnis.com, JAKARTA – Saat Ibu menyusui (busui) divaksin Covid maka antibodi spesifik Covid yang dihasilkan di tubuh Ibu juga akan terkandung di dalam ASI.
Dalam jurnal dengan judul SARS-CoV-2-Specific Antibodies in Breast Milk After Covid-19 Vaccination of Breastfeeding Women, sebanyak 84 busui ikut dalam penelitian dan mendapatkan suntikan vaksin Covid sebanyak 2 kali. ASI busui diperah, disetor ke laboratorium dan diperiksa kadar antibodi spesifik Covid saat sebelum vaksin, 2 minggu setelah vaksin pertama dan lanjut tiap minggu sampai minggu ke-6.
Hasil penelitian ini menemukan kadar antibodi imunoglobulin A (IgA) spesifik anti-SARS-CoV-2 (anti-Covid-19) dalam ASI ibu meningkat tajam pada minggu ke-2 setelah vaksin ke-1 dan antibodi IgG meningkat tajam setelah minggu ke-3. Kadar antibodi ini meningkat sangat tinggi setelah vaksin ke-2 dan bertahan tetap tinggal di atas batas minimal.
Efek samping yang dirasakan para busui setelah vaksin ke-1 dan 2 paling umum adalah sakit pada bekas suntikan, diikuti rasa lelah, demam dan keluhan lain.
Busui yang disuntik vaksin Covid-19 akan terbentuk antibodi tidak hanya di dalam tubuhnya, namun juga mengalir masuk ke dalam ASI.
“Vaksinnya tidak masuk sampai ASI, tapi yang masuk sampai ASI adalah antibodinya (zat kekebalan yang terbentuk),” jelas dr Arlita Putri, dokter spesialis anak dalam laman Instagram, Senin (5/7/2021).
ASI akan diminum bayi dan diharapkan dapat memberikan kekebalan spesifik terhadap Covid-19 kepada sang bayi.
Lantas bagaimana menyusui bayi jika busui positif Covid?
WHO merekomendasikan ibu yang positif Covid-19 untuk tetap memberikan ASI dengan menerapkan prokes ketat. Bahkan didapatkan kasus di Korea Selatan pada Maret 2020: Bayi usia 27 hari yang positif Covid-19 dengan gejala ringan, sembuh dengan pemberian ASI saja tanpa obat antibiotik, antivirus dan vitamin sama sekali.
Jurnal penelitian dengan judul Covid-19 and human milk: SARS-CoV-2, antibodies, and neutralizing capacity, melakukan penelitian terhadap busui yang positif Covid. ASI busui diperiksa, dilakukan swab atau usapan kulit payudara sebelum dan sesudah dibasuh atau dicuci.
Hasilnya, pada busui yang sedang positif Covid, pertama, tidak didapatkan virus Covid di dalam ASI mereka. Kedua, ASI mereka mengandung antibodi dengan kadar yang cukup untuk menetralkan virus Covid-19 dan coronavirus jenis lain. Ketiga, didapatkan virus Covid-19 di kulit payudara pada sebagian ibu.
“Ibu dapat tetap menyusui bayinya walau bayi negatif Covid-19 jika ibu tidak bergejala atau gejala ringan,” jelas dr Arlita.
Sebelum menyusui, pastikan agar mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, mencuci atau basuh payudara dengan air hangat dan sabun. Selama menyusui, busui harus menggunakan double masker dan memakai face shield.
Kemudian setelah menyusui, bersihkan payudara dengan air hangat dan sabun, tetap disiplin prokes, bersihkan atau desinfeksi semua permukaan atau benda-benda serta mainan yang kontak dengan ibu dan hindari mencium-cium bayi serta tidur seranjang dengan bayi.
Jika ibu yang melakukan isolasi mandiri (isoman) terpisah dengan bayi atau dirawat di rumah sakit, namun ingin tetap memberikan ASI kepada bayinya, maka busui bisa memberikan ASI perah (apabila kondisi klinis ibu memungkinkan). Apabila tidak memungkinkan untuk memerah ASI, bayi bisa minum stok ASIP (jika punya) atau ASI dari donor atau sementara diganti dengan susu formula.
Sebelum memerah ASI pastikan agar busui mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, membasuh atau membersihkan payudara dengan air matang dan sabun, untuk menghilangkan kemungkinan virus menempel. Saat memerah ASI, busui diharuskan untuk menggunakan double masker, menggunakan face shield dan membuang beberapa tetes pertama ASI sebelum ditampung.
Kemudian lakukan desinfeksi pada alat pompa asi, botol penampung ASI dan tas transport ASI.
Health
Tips Menyusui Bayi Saat Ibu Positif Covid-19
Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Mia Chitra Dinisari