Bisnis.com, JAKARTA- Melonjaknya kasus infeksi virus corona di Indonesia selama periode Mei hingga Juni 2021, menyebabkan banyak rumah sakit kelebihan daya tampung pasien Covid-19.
Mengutip Tempo, Selasa (6/7/2021), salah satu dokter asal University of Maryland Amerika Serikat, Faheem Younus memberikan kiat untuk mengobati pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Melalui akun media sosial Twitter, pemilik akun @FaheemYounus yang sehari-harinya mencuit dengan bahasa Inggris ini, sampai menggunakan Bahasa Indonesia untuk menarik perhatian pengguna Twitter dari Indonesia.
Hal ini dilakukannya lantaran menurutnya beberapa hari belakangan kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia, hanya dalam dua minggu hampir menyerupai India.
“Dalam dua minggu, situasi Indonesia mulai menyerupai India,” tulis Younus.
Melihat fenomena tersebut, lantas dokter asal AS ini kemudian membuat cuitan terkait kiat mengobati pasien Covid-19 di rumah.
Beberapa kiat yang dibagikan Younus, yang dapat diterapkan oleh pasien Covid-19 yang sedang menjalani isoman yaitu:
Menggunakan tablet parasetamol untuk demam, Budesonide inhaler atau obat kortikosteroid untuk mengatasi peradangan, seperti asma, rhinitis alergi, croup, atau penyakit Crohn dalam bentuk inhaler sebanyak dua kali sehari, serta semprotan Oxymetazolone untuk hidung tersumbat.
“Tidak perlu antibiotik, ivermectin, seng, atau steroid,” cuitnya dalam bahasa Indonesia.
Dalam mengobati pasien Covid-19 di rumah, Faheem Younus tidak menyarankan untuk membeli obat-obatan yang mahal, seperti Remdesivir, Tocilizumab atau Plasma. Sebab obat-obatan tersebut belum tentu dapat menyelamatkan nyawa. “Deksametason dan antikoagulan bekerja paling baik,” anjurnya.
Dokter asal University of Maryland ini juga melarang pasien Covid-19 yang menjalani isoman untuk mengobati diri sendiri dengan fasilitas oksigen bantuan seperti di rumah sakit, “Hanya untuk pasien rawat inap yang membutuhkan oksigen.”
Selain itu, Faheem Younus juga menyarankan bagi yang anggota keluarganya terinfeksi Covid-19 dan terpaksa isolasi mandiri di rumah, untuk memisahkan kamar tidur dan kamar mandi pasien dengan anggota keluarga yang lain. Melakukan isolasi yang ketat selama lebih dari 10 hari setelah gejala menyerang.
“Jangan ulangi tes Covid karena dapat bertahan lebih selama berminggu-minggu tetapi pasien tidak menular lebih dari 10 hari,” terangnya.
Younus juga menyarankan untuk melakukan tes Covid-19 apabila mengalami demam, nyeri tubuh, sakit tenggorokan, batuk dan kehilangan rasa. Bahkan, meski hanya mengalami gejala tunggal, seperti hanya demam saja, sebaiknya segera memeriksakan diri untuk dilakukan pengetesan.
“Jangan menunggu atau Anda akan menyebarkan virus. Bahkan jika Anda divaksinasi tetapi (tetap) bergejala,” tulis Faheem Younus.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun