Bisnis.com, JAKARTA – Tiga film asal Indonesia yaitu Paranoia karya karya Riri Riza, Nussa The Movie karya Bonny Wirasmono dan Death Knot (Pulung Gantung) karya Cornelio Sunny tayang perdana di Bucheon International Fantastic Film Festival di Korea Selatan.
Ini membuktikan bahwa roda industri kreatif subsektor perfilman tetap berputar di masa New Normal, dimana sineas Tanah Air tetap aktif menghasilkan film terbaik.
Paranoia merupakan film bergenre thriller dan Pulung Gantung bergenre horror. Sementara Nussa merupakan film animasi nuansa Islami.
Riri Riza dalam pesan singkat yang ditayangkan secara daring saat World Premiere film Paranoia di BIFAN tanggal 15 Juli 2021, mengatakan suatu kehormatan untuk film Paranoia dapat ditayangkan perdana di BIFAN.
“Film Paranoia dibuat di masa pandemi untuk mencerminkan bahwa selalu ada secercah harapan di tengah kekhawatiran masyarakat," ungkapnya, melansir laman resmi Kementerian Luar Negeri RI, Senin (19/7/2021).
Pada tayangan perdana setiap film, tiga sutradara Indonesia menyampaikan pesan singkat secara virtual untuk menyambut audiens. Masyarakat Korea Selatan pada umumnya antusias menyambut festival film meskipun di tengah pandemi. Pemutaran film secara luring dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai peraturan pemerintah Metropolitan Seoul dan kota sekitarnya.
BIFAN, yang kini menginjak tahun ke-25, merupakan salah satu festival film internasional di Kora Selatan yang sangat dihargai. Bertema “Stay Strange", BIFAN secara khusus ingin menayangkan film dengan genre non konvensional, karya sineas yang tidak termasuk aliran mainstream.
Pada tahun 2021 BIFAN menayangkan 257 film dari 47 negara, termasuk Indonesia. Dari 257 film hanya 23 feature film yang mendapatkan kehormatan untuk dirilis perdana di BIFAN, termasuk tiga film dari Indonesia. Selama lebih dari 11 hari film ditayangkan secara luring di bioskop CGV Sopung dan balai kota Bucheon serta daring melalui media https://www.wavve.com/.
KBRI Seoul turut mendukung serta memfasilitasi pelaku industri kreatif termasuk subsektor film animasi dan video untuk mengedepankan karya mereka guna menembus pasar Korea Selatan yang potensial.