Pulse oximeter./Antara
Health

Segini Saturasi Oksigen Normal dalam Tubuh Anda

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 22 Juli 2021 - 11:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pernahkah Anda mengecek kadar oksigen dalam darah di tubuh Anda?

Sepertinya kebiasaan itu baru dilakukan saat pandemi corona saat ini terjadi.

Padahal, dikutip dari Alodokter, hal ini sangat penting dilakukan. Karena tanpa kadar oksigen yang cukup, kemampuan organ dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsinya akan terganggu.

Pada beberapa penyakit, nilai kadar oksigen dalam darah atau saturasi oksigen dapat digunakan untuk memantau kondisi tubuh. Nilai ini juga digunakan untuk menentukan apakah suatu pengobatan berhasil atau perlu dievaluasi kembali.

Besarnya kadar oksigen normal dapat diketahui dalam bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada cara pengukurannya. Terdapat 2 cara mengukur saturasi oksigen dalam darah, yaitu dengan analisa gas darah (AGD) atau dengan alat pulse oximeter.

Analisa gas darah merupakan tes darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri. Selain mengukur saturasi oksigen (SaO2) atau kadar oksigen dalam darah, tes ini juga mengukur tekanan parsial oksigen (PaO2), tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2), kadar bikarbonat (HCO3), dan pH darah arteri.

Tes analisa gas darah ini sangat akurat. Pengukurannya pun dilakukan di rumah sakit dan harus dikerjakan oleh tenaga medis profesional. Hasil kadar oksigen normal dan abnormal pada tes analisa gas darah adalah sebagai berikut:

Kadar oksigen tinggi

Tekanan parsial oksigen (PaO2): di atas 120 mmHg

Kadar oksigen normal

Saturasi oksigen (SaO2): 95–100%

Tekanan parsial oksigen (PaO2): 80–100 mmHg

Kadar oksigen rendah

Saturasi oksigen (SaO2): di bawah 95%
Tekanan parsial oksigen (PaO2): di bawah 80 mmHg.

Kondisi kadar oksigen darah yang terlalu tinggi sebenarnya jarang ditemukan, tapi bisa terjadi. Biasanya, ini dialami orang yang mendapatkan terapi oksigenasi menggunakan tabung oksigen tambahan. Kondisi ini pun hanya bisa dideteksi oleh tes AGD.

Orang yang sehat dan tidak memiliki keluhan umumnya akan memiliki kadar oksigen darah yang normal. Dalam kasus lain, seseorang bisa terlihat sehat dan tidak memiliki gejala, tapi memiliki kadar oksigen darah yang rendah. Kondisi ini disebut dengan happy hypoxia dan bisa ditemukan pada penderita COVID-19.

Kadar oksigen rendah atau hipoksemia umumnya menimbulkan bermacam-macam gejala, seperti sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, batuk-batuk, kebingungan, dan kulit membiru. Selain COVID-19, hipoksemia bisa disebabkan oleh:

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk bronkitis kronis dan emfisema

1. Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
2. Asma
3. Pneumothorax
4. Anemia
5. Cacat jantung bawaan
6. Penyakit jantung
7. Emboli paru

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro