Bisnis.com, JAKARTA - Mantan drumer Slipknot Joey Jordison meninggal dunia pada usia 46 tahun. Kabar duka itu disampaikan langsung oleh keluarganya melalui pernyataan resmi, Selasa (27/7/2021).
Salah satu pendiri Slipknot itu disebut meninggal dengan tenang di tempat tidurnya pada Senin (26/7/2021). Tidak ada penjelasan terperinci soal penyebab meninggalnya.
Namun, keluarga Jordison meminta pemahaman dari seluruh pihak untuk menghormati privasi keluarga terkait kabar duka tersebut. Keluarganya akan mengadakan upacara pemakaman pribadi dan meminta media dan publik untuk menghormati hal itu.
"Keluarga Joey telah meminta agar teman, penggemar, dan media menghormati kebutuhan kami akan privasi dan kedamaian di saat yang sangat sulit ini," demikian pernyataan dari keluarga Jordison seperti dilansir Billboard.
Joey Jordison yang dijuluki Superball ini pernah dinobatkan sebagai penabuh drum terbaik dalam periode 25 tahun terakhir. Tepatnya pada 2010, dia menjadi pemain drum terbaik dunia berdasarkan hasil survei majalah musik Inggris, Rhythm, yang melibatkan 100.000 responden.
Hebatnya, Jordison mengungguli Mike Portnoy yang ada di posisi runner-up. Sejumlah nama beken masuk dalam daftar 10 drumer terbaik, termasuk Dave Grohl dari Nirvana di urutan lima dan Phil Collins dari Genesis di posisi sembilan.
Editor Rhythm Chris Barnes memuji permainan Jordison. "Memiliki tehnik yang luar biasa, dan kemampuan membuat suara dan gaya yang unik," ujarnya, seperti dilansir Tempo.co.
Mendengar kabar itu, Joey Jordison yang saat itu berusia 35 tahun mengaku kehilangan kata-kata."Ini lebih dari tidak dapat dipercaya. Penghargaan seperti ini mengingatkanku untuk terus bermusik," ujarnya.
Turut Mendirikan Slipknot
Jordison membentuk Slipknot di tempat asalnya Iowa, Amerika Serikat pada 1995 bersama dengan pemain perkusi Shawn Crahan dan pembetot bass Paul Gray. Nama terakhir ini telah berpulang pada 2010.
Dilansir RollingStone, awalnya grup band itu bernama Des Moines, tetapi kemudian berubah menjadi Pale Ones dan kemudian Meld. Namun, dia menyarankan agar nama band itu diubah menjadi Slipknot pada 1995.
Dalam beberapa tahun, formasi band berkembang menjadi sembilan anggota yang mengenakan topeng ala monster. Musik fusi metal dan agresi rap menempatkan Slipknot di garda depan arus nu-metal.
Musisi Joey Jordison bermain drum di balik set drumnya yang ikonik - Instagram/@thejoyjordison
Jordison tampil menjadi penggerak yang membuat musik Slipknot tetap berjalan pada masa-masa awal karirnya. Kehadirannya di balik drum kit ikonik dan kemampuan solo drum yang luar biasa membuatnya menjadi salah satu anggota yang disukai para penggemar Slipknot.
Banyak lagu hits Slipknot yang diciptakan oleh Joey Jordison. Salah satunya adalah single debut Slipknot bertajuk Wait and Bleed dalam album berjudul sama yang dirilis pada 1999.
Dalam wawancara dengan media Inggris, Kerrang, Joey mengakui bahwa dia membuat musik dari lagu itu sendirian. Corey Taylor, vokalis Slipknot, kemudian menuliskan lirik lagu itu dengan cepat.
Lagu Wait and Bleed itu juga yang memberikan nominasi ajang Grammy pertama bagi Slipknot pada 2001, meski kemudian kalah dari lagu Elite dari Deftones.
Pengunduran Diri atau Dipecat?
Pada Desember 2013, Slipknot mengumumkan bahwa grup band tersebut akhirnya berpisah dengan Joey Jordison setelah hampir dua dekade bersama. Grup band itu menyebutkan alasan pengunduran dirinya adalah hal personal.
Namun, Jordison kemudian membantah kabar itu. Dia mengatakan dalam wawancara bahwa dia sebenarnya dipecat. Pasalnya, kabar perpisahan itu didapatkannya melalui surat elektronik.
"Tidak ada pertemuan band? Tidak ada apa pun dari manajemen? Tidak, tidak ada," kata Jordison dalam wawancara 2016 dengan Metal Hammer, seperti dilansir Billboard.
"Yang saya dapatkan hanyalah e-mail bodoh yang mengatakan bahwa saya keluar dari band yang saya buat dengan 'menghancurkan' seluruh hidup saya."
Joey Jordison, mantan drumer dan pendiri band nu-metal asal Amerika Serikat, Slipknot dalam sebuah wawancara - Youtube/Loudwire
Pada 2016 itu pula, Jordison mengungkapkan bahwa keluarnya dia dari band bertepatan dengan sakit yang dideritanya. Penyakitnya disebut mielitis transversal atau peradangan pada satu bagian tulang belakang.
Dia mengklaim bahwa teman bandnya mencampuradukan masalah medisnya dengan masalah penyalahgunaan obat.
“Saya kehilangan kaki saya. Saya tidak bisa bermain lagi. Itu adalah bentuk multiple sclerosis [gangguan saraf, termasuk pada tulang belakang], yang tidak saya harapkan jadi musuh terburuk saya,” katanya di atas panggung di Metal Hammer Golden Gods Awards 2016.
Namun, tidak jelas dari pernyataan keluarga apakah kondisinya itu memiliki hubungan dengan penyebab meninggalnya Joey Jordison.
Penghargaan dan Band Baru
Ketika Joey Jordison masih menjadi drumer, Slipknot meraih tiga top 10 di Billboard 200, termasuk satu No. 1 dengan album bertajuk All Hope Is Gone yakni pada 13 September 2008. Album itu juga menguasai tangga lagu Top Rock Albums dan Hard Rock Albums.
Dengan Jordison, Slipknot juga mengklaim empat top 10 di Mainstream Rock Airplay, menempati No. 2 dengan lagu Snuff pada Maret 2010.
Saat bersama Slipknot itu pula, Jordison memenangkan Grammy untuk penampilan metal terbaik pada 2005 untuk lagu Before I Forget. Itu adalah salah satu dari tujuh nominasi Grammy yang dia terima untuk karyanya dengan band.
Jordison membentuk band Scar the Martyr pada 2013 saat dia masih bermain dengan Slipknot dan bermain dengan Sinsaenum sebelum dia meninggal dunia.
Dikenang Musisi Rock Dunia
Mantan anggota Slipknot Chris Fehn menanggapi kabar duka dari Joey Jardison. Dia menegaskan bahwa Jordison merupakan alasannya mau bergabung dengan band nu-metal tersebut.
“Dia adalah alasan saya masuk ke Slipknot. Tanpa dia, saya tidak akan dikelilingi oleh orang-orang yang paling saya cintai. Anda adalah inspirasi bagi saya dan banyak orang lain. Kami merindukanmu Joey,” tulis Chris Fehn di Twitter.
Sementara itu, mantan penabuh drum Dream Theater, Mike Portnoy, mengaku kaget mendengar kabar berpulangnya Joey Jordison. Menurutnya, itu merupakan kabar yang menyakitkan.
Dia menyebut Joey Jordison sebagai sosok yang ramah. Hal itu, jelasnya, dialaminya saat sama-sama tampil dalam sebuah acara di Brasil.
"Benar-benar kaget & patah hati mendengar meninggalnya @joeyjordison. Selain menjadi drummer yang luar biasa, dia selalu menjadi pria berkelas," tulis akun @MikePortnoy di Twitter.
Absolutely shocked & gutted to hear of the passing of @joeyjordison. In addition to being an incredible drummer, he was always a classy guy. When he heard how much of a fan @MaxPortnoy_ was, he sent to the house a giant box filled with @slipknot swag: shirts, hoodies, backpacks… pic.twitter.com/Ga3xtZk8ec
— Mike Portnoy ~ (@MikePortnoy) July 27, 2021
Gitaris Anthrax Scott Ian berbagi foto dirinya dengan Jordison dan musisi lain di Instagram. Dalam unggahan itu, dia mengaku sedih mendengar kabar berpulangnya Joey Jordison.
"Joey adalah musisi, penulis lagu, dan pria yang luar biasa. Saya bertemu Joey pada Desember 1999 dan mendapat hak istimewa untuk bermain dengannya beberapa kali selama bertahun-tahun,” tulsinya.
Eks drumer Slayer Dave Lombardo juga merespons kabar itu di media sosial. Dia pun memuji Joey Jordison sebagai pribadi dan musisi yang luar biasa.
“Saya terkejut dan sedih mendengar meninggalnya Joey Jordison. Seorang musisi dan penulis lagu yang luar biasa, pergi terlalu cepat. Belasungkawa terdalam saya untuk keluarganya, teman-teman, dan semua yang dia sentuh dengan bakatnya. RIP Joey.”
I am shocked and saddened to hear of the passing of Joey Jordison. An incredible musician and songwriter, gone way too soon.
— Dave Lombardo (@TheDaveLombardo) July 27, 2021
My deepest condolences to his family, friends, and all who he touched with his talent. RIP Joey
? - Jesse Wild / Rhythm Magazine pic.twitter.com/a8UBwhTyeZ
Sementara itu, Slipknot dan beberapa anggota band telah mengubah profil media sosial dan mengunggah gambar berwarna hitam sebagai ungkapan duka.