Bisnis.com, JAKARTA — Pengidap diabetes rentan alami luka pada kaki. Hal itu bisa disebabkan kerusakan saraf dan sirkulasi darah yang buruk.
Dan, luka tersebut akan sulit sembuh, maka dari itu prosedur amputasi sering digunakan.
Namun, menurut dokter spesialis luka, dr Adisaputra Ramadhinara, prosedur amputasi bukan satu-satunya solusi untuk mengobati luka pada diabetes.
"Merawat luka yang baik dan benar adalah langkah agar mencegah luka di kaki pasien diebetes berubah menjadi komplikasi. Dengan perawatan yang tepat, maka pasien tidak perlu melakukan amputasi, " ujarnya secara virtual pada acara Cegah Amputasi Kaki Akibat Komplikasi Diabetes dari Heartology Cardiovascular Center, Jumat (30/7/2021).
Adisaputra mengatakan jika luka pada kaki penderita diabetes dapat menjadi masalah yang besar jika terabaikan.
Luka sekecil apapun dapat berubah menjadi komplikasi yang serius. Namun seringkali penderita diabetes tidak bisa merawatnya dengan baik. Itu karena pada kaki penderita diabetes mati rasa sehingga seringkali tidak merasa sakit ketika kaki telah terluka.
Oleh karena itu, kebanyakan pasien diebetes baru merasakan jika kakinya sedang terluka ketika sudah dalam keadaan kritis.
"Mereka baru merasakan sakit jika kakinya sudah mengeluarkan bau dan bernanah. Jadi ketahuan memiliki lukanya terlambat," tambahnya.
Adisaputra menjelaskan jika neuropati menyebabkan kaki menjadi mati rasa. Sehingga seseorang pengidap diebetes kehilangan kemampuan merasakan rasa sakit atau ancaman untuk menimbulkan luka.
Karena sirkulasi darah yang buruk, akibatnya luka pada kakinya sulit sembuh.
Maka dari itu, merawat kaki dengan mencegah terjadinya luka lebih daripada solusi amputasi.
"Jangan biarkan luka sekecil apapun. Jika terjadi luka cari pertolongan segera mungkin," tutupnya.