Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mempercepat program vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat. Vaksin ini diyakini bisa menurunkan risiko kematian akibat infeksi virus corona Delta.
Virus Corona varian Delta dengan cepat menyebar secara global, mengakibatkan lockdown di beberapa negara yang sebelumnya telah dilaporkan memiliki beberapa kasus. Varian ini pertama kali teridentifikasi di India, yang dikatakan lebih cepat menular dibandingkan virus varian Alpha.
Mengutip dari Healthline, Selasa (10/8/2021), Varian Delta adalah versi baru dari virus Corona yang telah ditemukan lebih dari di 80 negara sejak kasus pertama terdeteksi di India.
Berdasarkan data dari Public Health England, kini, Varian Delta berpotensi bertanggung jawab lebih dari 90 persen seluruh kasus baru di UK. Di AS, varian ini dipercaya bertanggung jawab sekitar 25 persen untuk semua kasus baru, yang persentase tersebut dengan cepat juga terus bertambah.
Berdasarkan Center for Disease Control and Prevention (CDC), hampir mendekati 78 persen populasi untuk kalangan usia 65 tahun keatas telah divaksinasi.
Dikarenakan sudah banyak orang tua dan mereka yang memiliki kondisi tertentu telah divaksin, virus varian Delta menyebar ke masyarakat yang belum di vaksin (pasien umur 20an, 30an dan 40an yang belum divaksin atau baru menyelesaikan dosis 1).
Di Israel, sekitar setengah dari seluruh kasus baru Covid-19 merupakan mereka yang telah divaksinasi. Temuan awal mengungkapkan bahwa varian Delta setidaknya menyumbang sekitar 90 persen kasus baru di Israel. Namun, bukan berarti bagi mereka yang sudah melakukan vaksinasi tidak memiliki dampak apapun terhadap varian Delta.
Menurut hasil studi Public Health England yang diterbitkan pada bulan Mei, dosis tunggal dari vaksin Astra Zeneca atau Pfizer dapat meminimalisir risiko tingkat gejala akibat varian Delta sebesar 33 persen. Setelah dua dosis didapat, vaksin Pfizer/BioNTech sebesar 88 persen efektif melawan gejala dari varian Delta.
Mengenai vaksin Sinovac sendiri, juru bicara dari Tiongkok, Liu Peicheng mengungkapkan bahwa efektivitas Sinovac dapat melakukan pengurangan hingga tiga kali lipat dalam efek netralisasi terhadap varian Delta. Penelitian ini mengacu kepada sampel darah dari mereka yang sudah divaksinasi.
Dalam studi Imperial College London menunjukkan bahwa orang yang belum tervaksinasi tiga kali lebih memungkinkan terpapar daripada mereka yang sudah divaksin. Para peneliti mengungkapkan orang yang divaksinasi penuh juga cenderung tidak menularkan virus ke orang lain.
Saat ini, vaksin Covid-19 efektif dalam memberikan perlindungan melawan varian Delta. Pembahasan utama tetap kepada individu yang divaksinasi yaitu, mereka akan memiliki gejala yang sangat ringan atau memungkinkan pasien tanpa gejala, yang hanya terdeteksi melalui screening.
“Dapat dikatakan bahwa vaksin turut bekerja. Jika masyarakat mau divaksinasi, angka pasien dari setiap rawat inap, kematian hingga perawatan intensif dapat berkurang. Distribusi orang-orang yang kini terinfeksi dan berakhir dirawat merupakan kalangan muda. Hal tersebut terjadi kalangan orang tua sudah banyak yang telah divaksinasi,” pungkas profesor divisi penyakit menular di Universitas Kedokteran Vanderbilt di Tennessee, William Schaffnerr.