Bisnis.com, JAKARTA - Perubahan status pandemi menjadi endemi menjadi perbincangan hangat banyak pihak di Indonesia.
Apakah benar pandemi di Indonesia akan berubah menjadi endemi? Bagaimana sikap pemerintah menghadapi Covid-19?
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyatakan bahwa pandemi akan berubah menjadi epidemi normal jika pengobatan dan terapi pasien berjalan baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemenkes telah bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk memberikan masukan terkait terapi-terapi yang bisa dilakukan untuk menurunkan keparahan penyakit yang dialami pasien.
Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Majalah Natura, sebanyak 119 orang dari ahli imunolog, peneliti penyakit infeksi, dan virolog di 23 negara, menyebutkan Covid-19 akan berubah sebagai endemi. Sekitar 89 persen mereka setuju dengan hal tersebut.
Endemi adalah penyakit yang menjangkiti suatu daerah atau golongan masyarakat. Keadaan atau kemunculan penyakit tersebut punya karakteristik khusus dan penyebarannya cenderung konstan di area yang kecil.
Selain itu, penyakit tersebut biasanya juga berada di suatu populasi atau geografis tertentu. Contoh dari endemi yang ada di Indonesia adalah penyakit demam berdarah dengue (DBD) akibat virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Lantas, berapa lama sebenarnya waktu yang dibutuhkan untuk mengubah status Covid-19 dari pandemi menjadi endemi?
Menurut Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman, perubahan status Covid-19 dari endemi menjadi pandemi membutuhkan waktu yang cukup panjang. Pasalnya, ada satu tahapan yang harus dilewati terlebih dahulu sebelum pandemi berubah status menjadi endemi.
"Karena pandemi saat ini pun kondisinya masih tanda tanya akhirnya. Endemi itu tahapan setelah pandemi yang harus dilewati ada epidemi dulu. Jadi masih cukup panjang 4-5 tahun lagi," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Mengutip laman Universitas Airlangga, epidemi merupakan penyakit yang menyebar cepat di wilayah atau negara tertentu, lalu memengaruhi populasi penduduk setempat. Korban yang ditimbulkannya pun banyak dan memerlukan penanganan secepatnya agar tidak meluas.
Saat epidemi terjadi, peningkatan angka penyakit di atas normal dan muncul secara tiba-tiba di populasi pada area geografis tertentu. Contoh dari epidemi adalah wabah SARS pada 2003, dan wabah flu burung (H5N1) yang muncul di Indonesia tahun 2012.