Bisnis.com, JAKARTA – Gangguan penglihatan dan kebutaan masih merupakan masalah dunia, khususnya di Indonesia. Menurut World Report On Vision tahun 2019, diperkirakan ada sekitar 2,2 miliar penduduk dunia yang mengalami gangguan penglihatan dan atau juga termasuk kebutaan.
Dari jumlah ini, sebenarnya gangguan dan kebutaan yang dialami 1 miliar penduduk diantaranya dapat dicegah.
Di Indonesia, berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2017, ada 8 juta orang dengan gangguan penglihatan, dengan lebih dari 80 persen disebabkan oleh katarak.
dr Aldiana Halim, dokter spesialis mata yang juga pengurus pusat PERDAMI mengatakan, kita harus berusaha bagaimana orang dengan katarak ini bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan pelayanan operasi katarak sehingga penglihatan akan kembali.
“Padahal yang katarak ini treatmentnya cukup efektif. Kalau dia di operasi dan tidak ada komplikasi lain, kemungkinan mereka untuk dapat melihat kembali sangat besar,” kata dr Aldiana dalam Keterangan Pers: Hari Penglihatan Sedunia 2021 yang digelar secara virtual pada Selasa (12/10/2021).
Indonesia memerlukan operasi katarak yang banyak. Apabila Indonesia dapat menangani setengah dari 80 persen lebih kasus katarak, menurutnya, otomatis prevalensi gangguan penglihatan akan turun secara signifikan.
Gangguan penglihatan nyatanya tidak berpengaruh terhadap penglihatan saja. Ini dapat berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupan penderitanya.
Beberapa konsekuensi dari gangguan penglihatan berpengaruh terhadap fisik, mental, kepuasan hidup, mobilitas, ketergantungan, pendidikan. Orang dengan gangguan penglihatan juga memperberat kondisi kronis yang sedang dideritanya dan mendapatkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan, menurut beberapa penelitian, gangguan penglihatan dan kebutaan juga berhubungan dengan kemiskinan.
Target penurunan prevalensi pada tahun 2030 sebesar 25 persen dari prevalensi tahun 2017. Adapun target dan strategi yang dilakukan pemerintah Indonesia berupa penguatan advokasi dan koordinasi lintas program dan lintas sektor upaya, penguatan peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui penguatan sumber daya dan standarisasi pelayanan, penguatan sistem surveilans serta pemantauan dan evaluasi kegiatan penanggulangan gangguan penglihatan, dan penyediaan sumber daya yang mencukupi dalam penanggulangan gangguan penglihatan.