Bisnis.com, JAKARTA - IdeaFest 2021 akan hadir kembali secara online dan offline yakni di M Bloc Space pada tanggal 26 hingga 28 November.
Tahun ini IdeaFest akan memberikan pelatihan musik dan adanya virtual venue.
Melalui Virtual Media Luncheon IdeaFest 2021 “The Future of X”, beberapa narasumber yang mewakilkan berbagai bidang, memberikan gambaran mengenai apa saja yang akan dibahas dalam IdeaFest nantinya.
Iwan K. Lukminto, selaku Founder of Tumurun Private Museum, mengatakan bahwa museum bisa membentuk masyarakat agar lebih berbudidaya. Nantinya lewat IdeaFest ini maka akan berdiskusi dan melihat kembali perkembangan seni rupa di Indonesia.
“Bangsa yang maju dapat dinilai apabila bisa mengapresiasi seni rupa. Jadi lebih mempopulerkan dan memberikan inspirasi mengenai seni rupa untuk generasi muda, dan bersandingan dengan ide kreatif dan ekonomi kreatif.” Ucapnya dalam acara virtual luncheon IdeaFest 2021 “The Future of X” (18/11/21).
Kemudian, IdeaFest juga menampilkan diskusi dengan narasumber di bidang author. Luluk HF selaku author juga akan membagikan pengalaman dan cara untuk menjadi penulis, terutama bagi penulis pemula atau ingin menulis namun tidak tahu caranya.
Baca Juga IdeaFest 2019 Siap Digelar Pekan Depan |
---|
Lewat ini, maka Luluk juga akan membagikan energi positif untuk memberikan semangat dalam menggapai keinginan, cita-cita dan memberikan motivasi bahwa dari hobi juga dapat menjadi profesi.
Di bidang film, Wregas Bhanuteja selaku film director mengatakan bahwa banyaknya generasi muda yang terjun dalam audio visual dan munculnya asumsi bahwa pandemi membuat film menjadi lebih sulit baik dari dana, teknis dan distribusi.
Namun pada nyatanya di masa pandemi, industri ini semakin naik dengan melihat banyaknya prestasi dan limitasi bukanlah menjadi halangan dengan tetap kreatif.
Kemudian, di bidang musik, Adryanto Pratono selaku CEO dari JUNI RECORDS melalui IdeaFest akan memberikan workshop agar para pelaku di industri ini menjadi lebih siap untuk terjun.
Lewat IdeaFest Music Camp, maka workshop akan dilakukan dalam dua hari dengan tiga kelas workshop perharinya dan menghadirkan mentor seperti produser, sound engineer nomor satu di indonesia, production editor dan lain-lainnya.
Audrey Maximillian Herli, Co-Founder of Riliv juga akan membagikan mengenai isu mental health. Hal ini mengingat naiknya isu kesehatan mental di kalangan generasi muda terutama munculnya isu-isu terbaru.
Lewat diskusi ini, maka Audrey akan membahas mengenai isu terbaru, baik di masa pandemi atau pasca pandemi dan diharapkan melalui diskusi ini isu mental health menjadi lebih umum untuk dibicarakan.
Kemudian di bidang game, Arief Widhiyasa selaku CEO dan co-founder Agate mengatakan bahwa industri ini menjadi muara dari berbagai disiplin kreatif. Hal ini mengingat adanya peran dari sisi musik, sound, story dan lain-lainnya. Selain itu, industri game juga menjadi pandemic killer terutama di masa pandemi.
Lewat diskusi, maka Arief akan membahas dan belajar mengingat banyaknya peran kreatif terutama dalam memproduksi sebuah game.
Membahas mengenai limitasi di masa pandemi, lewat pembahasan ini Desy Bachir selaku Co-CEO of Samara Live ingin menunjukan bahwa sebenarnya limitasi datang dari diri sendiri.
“Justru Ini semua (pembicara) merupakan pendobrak keterbatasan. Dan ini yang ingin disampaikan lewat berbagai pembicara dan 144 orang lainnya yang akan mengutarakan hal yang sama karena limitasi itu datang dari diri sendiri.” Ucapnya
Selain itu kedepannya diharapkan adanya kolaborasi dan inovasi baru dan semakin banyak membuka akses. Contohnya seperti pada IdeaFest kali ini yang juga dapat diakses secara online, sehingga dapat diakses dari berbagai lokasi dan memperluas informasi, untuk memajukan industri kreatif dan ekonomi kreatif di Indonesia.