Bisnis.com, JAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 yang akan diterapkan di seluruh wilayah Indonesia selama masa libur Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2021, tentu berdampak terhadap daerah yang sangat tergantung pada sektor pariwisata.
Wakil Ketua Bidang Budaya Lingkungan dan Humas Badan Pengurus Daerah PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan pihaknya sangat paham dengan maksud pemerintah dengan diberlakukannya kebijakan ini.
Terutama di Bali, akan ada banyak event-event internasional seperti G20, dan sepak bola U-21, sehingga sangat mungkin bila kasus Covid-19 akan kembali melonjak jika kebijakan PPKM ini tidak diberlakukan.
“Di satu sisi, pemerintah harus melihat situasi dan kondisi ini. Kondisi masyarakat di Bali sudah setengah tahun lebih sangat memprihatinkan. Walaupun pasti tetap akan ada orang yang datang ke Bali, namun tidak signifikan seperti yang kita harapkan,” kata Suryawijaya saat dihubungi Bisnis, Jumat (19/11/2021).
Saat ini berdasarkan pantauan Suryawijaya, kedatangan wisatawan khususnya ke daerah Bali per harinya kurang lebih 10.000 per hari. Memang dalam Nataru nanti, mereka mengharapkan jumlah kedatangan ini akan meningkat.
“Karena adanya pembatasan ini, mungkin akan ada peningkatan tetapi tidak sebanyak yang kita harapkan, barangkali akan bisa mencapai 15.000 per harinya,” ujarnya.
Suryawijaya menjelaskan, jika dilihat secara ekonomi, pada triwulan pertama Bali masih minus 9 persen. Di triwulan kedua membaik ke 2,8 persen.
Kemudian di triwulan ketiga kembali mengalami penurunan, karena pada saat itu PPKM diberlakukan dan pelaku perjalanan melalui udara diwajibkan untuk menyertakan hasil negatif Covid-19 dengan tes PCR.
“Sekarang triwulan keempat, Oktober, November, Desember ini sudah naik. Aktivitas masyarakat meningkat, mobilitasnya meningkat dan ekonomi di Bali sudah mengalami pertumbuhan,” katanya.
Dengan adanya pemberlakuan PPKM level 3, tentu akan ada penurunan pada periode tersebut, tetapi dia optimis akan ada wisatawan yang berlibur walaupun dengan aturan yang ketat.
“Harapan saya bisa mencapai 15.000 per hari pada periode itu. Kita juga sadar dengan keinginan kita, karena itu kita juga melakukan prokes yang ketat khususnya di hotel, restoran, atau objek-objek wisata. PeduliLindungi sudah kita lakukan, kemudian vaksinasi terhadap insan yang bekerja di sektor pariwisata sudah dilakukan 100 persen. Maka dari itu, sebetulnya tidak terlalu ditakuti karena setiap hotel sudah ada manajemen yang mengatur sehingga tidak akan menjadi klaster baru,” ungkapnya.
Sementara itu, Margaretha Miana, salah satu pelaku usaha di Bali mengaku, tidak ada pengaruhnya PPKM level 3 terhadap usahanya, sebab usahanya tidak langsung berhubungan dengan banyak orang.
“Kalau usaha hotel, villa dan sebagainya mungkin sangat berpengaruh. Tapi setelah divaksin dan menjalani protokol kesehatan rasanya untuk tamu domestik jalan aja,” ujarnya.
Secara terpisah, Busyra Oryza , Sr Corporate Communications Manager PegiPegi mengatakan, belum ada pengaruh yang signifikan di PegiPegi terkait dengan penerapan PPKM level 3 tersebut.
“Saat ini terpantau masih dalam situasi normal,” katanya.
Travel
PPKM Level 3 Akhir Tahun, Begini Dampaknya pada Sektor Pariwisata
Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Mia Chitra Dinisari