Vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech/BBC
Health

Peneliti Afrika Selatan: Vaksin Covid-19 Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Omicron

Ni Luh Anggela
Rabu, 8 Desember 2021 - 15:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Vaksin Pfizer-BioNTech atau BNT162b2 tampaknya kurang efektif dalam melawan varian virus corona yang sangat bermutasi, menurut data awal dari Afrika Selatan, Selasa (7/12).

Para peneliti dari Institut Penelitian Kesehatan Afrika menemukan, ada sekitar 40 kali lipat pengurangan antibodi yang diinduksi vaksin yang dapat menetralkan varian baru, yang telah terdeteksi di beberapa negara.

Melansir NBC News, Rabu (8/12/2021), tampaknya varian Omicron lebih lihai dalam menghindari antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Pfizer daripada varian Beta, yang juga pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, menurut para peneliti.

“Varian Beta telah menunjukkan pengurangan tiga kali lipat dalam netralisasi,” tulis mereka.

CEO BioNTech Ugur Sahin pada hari Selasa mengatakan pihaknya akan lebih optimis, sebab pembuat obat yang memiliki data terkait dengan varian baru akan tiba pada Rabu atau Kamis minggu ini.

Ada batasan untuk studi lab Afrika Selatan yang diposting online ke server pracetak dan belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Pasalnya, penelitian ini didasarkan pada sampel darah dari 12 pasien yang divaksinasi dengan vaksin Pfizer, tetapi belum menerima suntikan booster.

Penurunan antibodi penetral yang ditemukan dalam sampel darah mungkin tidak mencerminkan bagaimana varian tersebut dapat berperilaku dalam pengaturan dunia nyata.

Melalui akun Twitternya pada hari Selasa (7/12), penulis utama studi tersebut sekaligus ahli virology yang berbasis di Afrika Selatan Alex Sigal mengatakan, hasilnya bisa berubah ketika para peneliti melakukan lebih banyak eksperimen.

Sementara itu, lembaga penelitian lain di seluruh dunia serta pembuat vaksin juga tengah melakukan studi laboratorium untuk melihat bagaimana efektifitas vaksin terhadap varian Omicron.

Seorang ahli vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia Paul Offit mengatakan, penurunan antibodi mungkin bukan indikator yang jelas apakah varian tersebut dapat menghindari perlindungan terhadap penyakit parah.

Menurutnya, itu hanya bisa dijawab dalam studi dunia nyata, karena ketika Anda melihat antibodi penetralisir, Anda hanya melihat satu komponen sistem kekebalan.

Dia juga menambahkan bahwa apa yang disebut sebagai sel B memori dan sel T juga memainkan peran penting.

“Jika penelitian ini ‘prediktif’ dan variannya ditemukan dapat menghindari perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi di dunia nyata, ini artinya orang harus mendapatkan suntikan booster dari vaksin khusus Omicron,” jelas Offit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro