Bisnis.com, JAKARTA - Sebelum munculnya varian Omicron, booster vaksin Covid-19 sudah gencar dilakukan di beberapa negara karena dianggap mampu mempertahankan tingkat perlindungan terhadap infeksi.
Vaksin mendorong tubuh untuk membuat antibodi penawar yang mencegat Covid sebelum virus itu menginfeksi sel kita, namun seiring waktu antibodi yang beredar dapat berkurang. Inilah yang menjadi alasan mengapa booster vaksin Covid-19 sangat dibutuhkan.
Data dari Israel menunjukkan penurunan perlindungan terhadap infeksi setelah hanya tiga bulan divaksin. Ini artinya, orang-orang 15 kali lebih mungkin terinfeksi, enam bulan setelah mendapatkan dosis kedua dibandingkan dengan beberapa minggu setelahnya.
Bahkan, jika banyak dari kita yang tetap terlindungi dari penyakit serius, penurunan kekebalan ini dapat menghadirkan masalah kesehatan yang signifikan ketika sebagian orang dewasa tetap tidak divaksinasi atau memiliki kondisi komorbid.
Dengan kemunculan varian Omicron, kebutuhan booster vaksin Covid-19 menjadi semakin mendesak.
Melansir The Guardian, Rabu (15/12/2021), protein lonjakan pada mutasi varian baru ini terlihat berbeda dari strain asli Wuhan yang dirancang untuk ditargetkan oleh semua vaksin Covid saat ini. Itu artinya, antibodi dari infeksi sebelumnya dan vaksinasi akan kurang efisien dalam mencegat Omicron.
Sebuah studi menunjukkan bahwa dosis booster mampu meningkatkan kadar antibodi secara signifikan di atas tingkat yang terlihat setelah dua dosis, yang berarti penurunan kekebalan setelah dosis ketiga akan lebih lambat meskipun waktu yang telah berlalu tidak cukup untuk menentukan apakah ini masalahnya.
Studi awal juga menunjukkan bahwa kualitas antibodi lebih tinggi setelah mendapatkan booster.
Sistem kekebalan terus menyempurnakan antibodi mana yang dipilih dan diperkuat berdasarkan pertemuan berikutnya dengan virus atau vaksin, dan penelitian menunjukkan ada respons kekebalan yang lebih luas dan lebih kuat setelah dosis ketiga.
Ada juga alasan bahwa vaksin dapat bertahan lebih baik dalam melawan penyakit parah daripada melawan infeksi.
Sistem kekebalan memiliki garis pertahanan kedua dalam sel T yang akan menyerang sel yang sudah terinfeksi. Ini cenderung bertahan lebih lama dan mereka mengenali bagian-bagian dari virus yang lebih terpelihara, yang artinya mutasi Omicron cenderung tidak menghilangkan 'aromanya'.
Jadi, bila antibodi tidak cukup baik untuk mencegah infeksi, sel T dapat masuk untuk mengendalikan penyakit sebelum membuat seseorang menjadi tidak sehat.
Data laboratorium terlihat membawa angin segar, tetapi hasil dunia nyata sedang diikuti dengan cermat di Afrika Selatan, Inggris dan di tempat lain untuk menjawab pertanyaan ini, yang masih menjadi salah satu ketidakpastian terbesar tentang bagaimana gelombang ini akan terjadi.
Untuk saat ini, para pembuat vaksin tengah mengerjakan jab varian yang bisa segera digunakan pada bulan Maret tahun depan, meskipun mungkin dalam rentang waktu tersebut akan muncul varian lain yang bahkan lebih cepat menular.
Para ilmuwan berharap, vaksin berikutnya tidak hanya cocok dengan strain yang beredar, tetapi memberikan perlindungan kekebalan yang lebih luas sehingga lebih efektif dalam melawan mutasi.