Bisnis.com, JAKARTA - Pengakuan mengejutkan datang dari seorang pria bernama Abdul Rahim yang mengaku sebagai joki vaksin. Dalam video pengakuannya yang telah beredar luas, Abdul mengaku telah divaksin sebanyak 17 kali, dengan menggunakan dua jenis vaksin yang berbeda.
Sebanyak 14 orang telah menggunakan jasanya, dengan biaya yang diberikan berkisar dari Rp 100.000 hingga Rp 800.000.
Masih belum jelas mengapa ada orang yang memilih menggunakan jasa joki vaksin. Padahal, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari vaksin karena vaksin sudah jelas aman dan bermanfaat dalam mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid-19.
"Saya kurang tahu apakah joki vaksin memang ada atau tidak. Tapi, kalau memang ada, tidak perlu lah pakai jasa joki vaksin," kata edukator kesehatan Samuel Pola Karta Sembiring melalui akun Instagramnya, Rabu (22/12/2021).
Kenapa Kita Perlu Divaksinasi Covid-19? Apa Manfaatnya?
Program vaksinasi di Indonesia sudah berjalan dan kini anak-anak berusia 6 hingga 11 tahun juga sudah mulai mendapatkan vaksin Covid. Sayangnya masih banyak juga orang yang menolak vaksin, bahkan ada yang menggunakan jasa joki vaksin.
Pada prinsipnya, vaksin bertujuan untuk mencegah atau memberi kekebalan terhadap penyakit. Meskipun belum ada bukti secara jelas yang menunjukkan apakah vaksin Covid-19 efektif membuat kita kebal terhadap Covid-19, namun Samuel mengatakan, yang pasti, vaksin dapat menurunkan risiko mendapat gejala berat atau kematian ketika nanti terinfeksi Covid-19.
Baca Juga Viral Video Seorang Pria Mengku Jadi Joki Vaksinasi, Dapat Suntikan Vaksin Sebanyak 16 Kali |
---|
Selain memberikan perlindungan secara individual, Samuel menambahkan, vaksinasi ini pada akhirnya bertujuan untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, yang mana dapat melindungi orang-orang di sekitar kita yang belum mendapat kesempatan untuk divaksinasi.
Tidak hanya itu, vaksin Covid-19 merupakan cara aman membentuk perlindungan.
"Kekebalan bisa saja dibentuk dengan cara alami, misalnya dibentuk pasca terinfeksi Covid-19. Namun, tidak ada yang menjamin bahwa kita bebas dari gejala berat saat terinfeksi," jelasnya.
Nah dengan melakukan vaksinasi, tubuh dapat membentuk kekebalan yang berasal dari vaksin, tanpa harus mendapat infeksi.
Setidaknya dengan vaksinasi, Anda telah melindungi diri Anda dari potensi gejala berat Covid-19, melindungi keluarga dan orang sekitar dari infeksi Covid-19, membantu mengurangi beban rumah sakit, serta membantu pemerintah menghentikan pandemi.
Komparasi Kelebihan dan Kekurangan antara Divaksinasi dengan Tidak Divaksinasi
Sebagai informasi, perlu diingat bahwa setiap vaksin memiliki profil yang berbeda-beda.Begitu pula dengan efektivitas serta potensi KIPI nya juga berbeda-beda.
Bila melihat dari sisi keuntungannya, pada mereka yang sudah divaksinasi: mendapat perlindungan terhadap Covid-19, gejala lebih ringan bila pada akhirnya terinfeksi Covid-19, serta berkontribusi melindungi orang-orang di lingkungan sekitar.
Sementara, keuntungan pada mereka yang tidak divaksinasi adalah: bebas dari KIPI karena tidak divaksin, lebih hemat karena tidak harus mengeluarkan ongkos ke layanan vaksin, tidak perlu datang ke layanan vaksin, serta berkesempatan menerapkan protokol 5M secara total karena tidak divaksinasi.
Kemudian, dari sisi kerugiannya, pada mereka yang sudah divaksinasi adalah: ada KIPI namun ringan, serta ada efek samping pembekuan darah pada vaksin Astrazeneca namun peluangnya sekitar 0,0008 persen.
Sedangkan pada mereka yang tidak divaksinasi, kerugian yang dirasakan termasuk: berpeluang mendapat infeksi Covid-19 yang lebih besar, berpotensi mengalami gejala lebih berat, peluang mengalami kematian akibat Covid-19 lebih tinggi, menjadi tidak produktif jika terinfeksi Covid-19, peluang mendapat pembekuan darah akibat Covid-19, serta berpotensi menjadi sumber penularan bagi keluarga atau orang-orang di lingkungan sekitar.
Bagaimana dengan Mereka yang Memiliki Riwayat Alergi, Apakah Boleh Divaksin?
Samuel menuturkan, vaksinasi bisa saja menyebabkan alergi, meski sebetulnya sangat jarang terjadi.
"Sehingga apabila si kandidat vaksin memiliki riwayat alergi berat atau anafilaksis terhadap komponen vaksin, maka sebaiknya vaksinasi tidak diberikan dulu," jelas Samuel.
Jika Anda memiliki riwayat alergi makanan, obat atau alergi lainnya selain komponen vaksin, Samuel menegaskan Anda tetap dapat divaksinasi.
Lalu bagimana bila beberapa hari setelah vaksin Anda mengalami anafilaksis? Nah, umumnya, anafilaksis muncul dalam 15 menit setelah vaksinasi. Samuel mengatakan, inilah alasannya mengapa Anda perlu menunggu atau observasi minimal 15 menit pasca vaksinasi.
"Sangat jarang terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari kemudian. apabila muncul reaksi anafilaksis setelah beberapa hari, maka pikirkan ada kemungkinan penyebab lain yang mencetuskan anafilaksis," jelasnya.