Bisnis.com, SOLO - Film horor yang diangkat dari sebuah utas di Twitter, KKN Di Desa Penari, akan segera hadir di bioskop.
Melansir dari akun resmi CGV di Twitter, film besutan Awi Suryadi tersebut akan tayang pada 24 Februari 2022 mendatang.
Pada mulanya, film ini akan ditayangkan pada 2020 lalu. Namun karena adanya pandemi Covid-19, KKN Di Desa Penari harus diundur penayangannya.
Kemudian pada beberapa hari lalu, Manoj Punjabi selaku CEO & Founder MD Pictures merilis pernyataan resmi mengenai film horor ini.
Ia menyebutkan bahwa perilisan tanggal penayangan KKN Di Desa Penari dilakukan pihaknya sebagai hadiah natal.
"Sebagai hadiah Natal dan Tahun Baru, MD bersama seluruh creators & cast mengumumkan tanggal tayang KKN Di Desa Penari. Saya berharap kerinduan seluruh fans KKN Di Desa Penari bisa terobati dan film ini bisa masuk dalam jajaran box office film Indonesia," katanya.
Nah, berikut beberapa fakta menarik mengenai film KKN Di Desa Penari.
Berdasarkan kisah nyata
Seperti yang diketahui, cerita mengenai pengalaman KKN mahasiswa bernama Widya ini sungguh terjadi di dunia nyata.
Hal tersebut disampaikan oleh akun Twitter @SimpleM81378523.
Dalam ceritanya, seseorang yang dipanggil SimpleMan itu mengatakan bahwa kejadian horor KKN mahasiswa di Jawa Timur terjadi pada 2009 lalu.
Kala itu, Widya tengah menyelesaikan salah satu syarat untuk skripsi, yakni KKN.
Di cerita aslinya, terdapat 14 orang yang mengikuti kegiatan KKN tersebut. Namun penulis meralat jumlah menjadi 6 orang karena ingin fokus pada cerita.
Mereka adalah Widya, Ayu, Nur, Wahyu, Bima, dan Anton.
Dari dua sudut pandang
Cerita pengalaman horor selama KKN di salah satu desa di Jawa Timur itu diceritakan dari dua sudut pandang yang berbeda.
Dalam utas milik SimpleMan, cerita berjalan dari pandangan Widya dan Nur.
Viral di berbagai media sosial
Setelah utas dituliskan, cerita mengenai KKN mahasiswa di sebuah desa di Jatim tersebut pun langsung viral.
Cerita horor ini hampir tersebar di berbagai platform karena jalan ceritanya.
Tak sedikit artis yang kemudian ikut memberikan tanggapan mengenai cerita ini.
Dibukukan
Karena efeknya yang luar biasa dan tak semua orang dapat mengakses utasnya di Twitter, cerita horor ini akhirnya dijadikan buku.
Cerita tersebut diterbitkan sebagai novel oleh Bukune pada 2019 lalu.
