Mereka tidak terlalu memedulikan perasaan Anda, dan sering kali kurang menyesal setelah melukai Anda secara emosional. /Solopos-Freepic
Relationship

8 Kata-kata Toxic yang Merusak Hubungan, Jangan Pernah Katakan!

Mia Chitra Dinisari
Senin, 10 Januari 2022 - 20:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun kata-kata mungkin tidak dapat menyebabkan kerusakan fisik, kata-kata dapat merusak jiwa dan memiliki efek jangka panjang.

Dalam banyak kasus, efek kumulatif dari kata-kata yang menyakitkan dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada rasa sakit fisik.

Kata-kata ini, seperti racun, cenderung menggerogoti kepercayaan dan keintiman yang merupakan inti dari hubungan.

Untuk menghindari konflik atau perpisahan dalam sebuah hubungan, sebaiknya Anda menghindari 8 kata-kata toxic berikut ini seperti dilansir dari Yourtango :

1. “Jika kamu merasa seperti itu, mungkin kita harus berpisah.”

Kata-kata seperti ini sering digunakan dalam panasnya pertengkaran, dan orang yang mengatakannya biasanya tidak benar-benar ingin bercerai. Lebih sering, mereka mencoba untuk mengekspresikan frustrasi atas ketidakmampuan mereka untuk menyelesaikan konflik tertentu. Tetapi memiliki konflik yang belum terselesaikan (atau dua atau tiga) tidak membuat Anda tidak cocok.

Pernikahan terdiri dari dua individu yang masing-masing membawa nilai, ide, dan cara mereka sendiri dalam melakukan sesuatu. Banyak konflik yang melibatkan perbedaan ini tidak akan pernah terselesaikan.

Kompromi atau setuju untuk tidak setuju mungkin satu-satunya resolusi yang dapat Anda capai pada beberapa masalah ini. Daripada merasa bahwa perbedaan dan konflik yang ditimbulkannya membuat Anda tidak cocok, cobalah untuk memahami dari mana pasangan Anda berasal dan mengapa mereka merasakan hal itu.

2. "Aku membencimu."

Kata-kata ini bisa membuat seseorang benar-benar hancur. Dia bisa sangat terluka dan marah karena dia bisa membiarkan kata-kata itu terlepas, bahkan dalam kemarahan.

Hal ini bisa dimaafkan jika begitu dia meminta maaf dan menebus kesalahannya, atau justru mengendap lama dalam hati pasangan Anda.

3. "Bodoh.”

Mengumpat bodoh pada pasangan adalah sebuah penghinaan yang akan menyakiti hatinya dan diingat sepanjang umurnya.

Meskipun Anda melontarkannya pada saat memuncak amarah, tapi itu telah menggores perasaan dan harga dirinya.

4. “Tentu saja Kamu akan berpikir seperti itu!”

Terkadang perbedaan cara berpikir kita memang menyebabkan konflik. Di lain waktu, ada masalah yang sudah lama berlarut-larut dan akhirnya selesai. Atau salah satu dari kami mengalami hari yang sulit yang tidak ada hubungannya satu sama lain, tetapi kami saling melampiaskannya.

Empati memungkinkan kita untuk melihat ledakan emosional masa lalu dan bekerja sebagai tim untuk menyelesaikan masalah atau menawarkan jaminan.

5. “Saya tidak ingin membicarakannya.”

Terkadang kita perlu istirahat dari pertengkaran untuk menenangkan diri. Tetapi ketika kita sepenuhnya menolak untuk membahas suatu masalah dalam pernikahan kita, itu menyebabkan kebencian dan kepahitan.

Perasaan dan pikiran buruk bisa mendidih di dalam untuk waktu yang lama. Semakin lama kita membiarkan pikiran-pikiran ini berlanjut, semakin mereka tenggelam dalam persepsi bawah sadar kita satu sama lain. Ini memengaruhi semua interaksi kita di masa depan.

Sebaliknya, cara yang lebih baik untuk mendekatinya adalah ini: "Saya belum siap untuk membicarakan hal ini sekarang. Biarkan saya meluangkan waktu untuk menenangkan diri dan memikirkannya, lalu kita akan bicara."

6. “Kamu seperti ibu/ayahmu.”

Jangan pernah katakan ini pada pasangan Anda, karena ini bukan hanya menyakiti hatinya, tapi juga merendahkan orang tuanya.

7. "Jangan ikut campur!"

Mengatakan padanya untuk berhenti mengomel atau tidak ikut campur adalah fatal.

Jika Anda salah dan pasangan Anda marah, maka sebaiknya meminta maaf dan mencoba mengubah perilaku. Mintalah dia untuk terus mengingatkan Anda karena mengubah kebiasaan seumur hidup tidak mudah.

8. “Tenang saja!”

Ketika pasangan Anda marah, menyuruhnya untuk bersantai kurang membantu. Jika dia bisa, dia pasti sudah melakukannya. Dia menghargainya ketika memberi tahu tentang apa yang mengganggunya, dan meyakinkannya sebaik mungkin. Mengetahui bahwa Anda mendukung dan berempati dengannya adalah cara yang jauh lebih baik untuk membantunya rileks.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro