Ilustrasi perempuan yang mengalami gejala varian Omicron/Parade
Health

14 Gejala Omicron dari yang Paling Umum Hingga yang Jarang Muncul

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 20 Januari 2022 - 09:19
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para ahli mengatakan bahwa varian baru omicron memiliki gejala relatif lebih ringan dan lebih mudah dikelola.

Sejauh ini, Omicron dikatakan mempengaruhi sistem pernapasan bagian atas yang menyebabkan gejala ringan seperti pilek dan tampaknya menyebabkan lebih sedikit kerusakan pada paru-paru, yang tentunya melegakan.

Menggunakan data dari Zoe COVID Symptom Study di Inggris, Business Insider baru-baru ini mengungkapkan grafik yang menggambarkan gejala Omicron yang paling umum. Ini juga menyoroti persentase orang yang menderita gejala tertentu.

- Hidung meler: 73%.

- Sakit kepala: 68%.

- Kelelahan: 64%.

- Bersin: 60%.

- Sakit tenggorokan: 60%.

- Batuk terus-menerus: 44%.

- Suara serak: 36%.

- Menggigil atau menggigil: 30%.

- Demam: 29%.

- Pusing: 28%.

- Kabut otak: 24%.

- Nyeri otot: 23%.

- Hilangnya penciuman: 19%.

- Nyeri dada: 19%.

Masa inkubasi

Idealnya, masa inkubasi virus corona, yang merupakan jumlah hari antara saat Anda terinfeksi dan saat Anda mengembangkan atau muncul gejala, dapat berkisar antara 1-14 hari, paling umum sekitar 5 hari.

Sesuai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), "Rata-rata dibutuhkan lima hingga enam hari sejak seseorang terinfeksi virus untuk menunjukkan gejala, namun bisa memakan waktu hingga 14 hari."

Namun, menurut data awal, waktu yang dibutuhkan orang yang terinfeksi untuk mengembangkan gejala setelah terpapar mungkin lebih pendek untuk omicron daripada varian sebelumnya. Sementara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 mungkin paling menular beberapa hari sebelum atau setelah timbulnya gejala, para ahli mengatakan bahwa jendela mungkin lebih pendek untuk individu yang terinfeksi Omicron.

Karena itu, jika Anda melakukan kontak dekat dengan pasien COVID-19 yang dikonfirmasi atau mulai mengalami gejala, segera periksakan diri Anda.

Namun, Direktur Jenderal Dewan Riset Medis India (ICMR) Dr Balram Bhargava mengatakan seseorang harus menghindari tes COVID pada hari pertama karena kemungkinan mendapatkan negatif palsu lebih tinggi, apapun jenis tes yang Anda ambil.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro