Covid-19 Varian Mu/istimewa
Health

Fakta-fakta NeoCoV, Kerabat Terdekat MERS-CoV

Ni Luh Anggela
Senin, 31 Januari 2022 - 12:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa hari belakangan, ramai diberitakan soal virus NeoCoV, yang berawal dari temuan studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti China, dimana NeoCov diklaim memiliki tingkat penularan yang tinggi bila dibandingkan dengan jenis virus sebelumnya.

Lantas, bagaimana informasi sebenarnya terkait virus tersebut? Berikut fakta-fakta seputar NeoCov, yang Bisnis rangkum dari berbagai sumber.

1. Bukan virus baru

NeoCov pertama kali dibahas pada tahun 2013 dan referensi pertama dibuat pada tahun 2014 dalam makalah berjudul "Rooting the phylogenetic tree of Middle East respiratory syndrome coronavirus by characterisation of a conspecific virus from an African bat", demikian dilansir dari The Quint, Senin (31/1/2022).

2. Ditemukan dalam spesies kelelawar, Neoromicia

Mengutip The Hindu, virus tersebut pertama kali diidentifikasi dalam spesies kelelawar yang dikenal sebagai Neoromicia. Dari situlah nama NeoCoV ini berasal. Juga dikenal dengan nama aloe bats, spesies ini paling banyak dijumpai di wilayah Afro-Malagasy.

3. Terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah, MERS-CoV

Mengutip laporan Sputnik News, Senin (31/1/2022), NeoCoV terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah, MERS-CoV, dimana disebutkan bahwa NeoCoV berpotensi memiliki tingkat kematian yang mirip dengan MERS.

Di sisi lain, menurut makalah "Rooting the phylogenetic tree of Middle East respiratory syndrome coronavirus by characterisation of a conspecific virus from an African bat", NeoCoV berbagi detail penting genom dengan MERS-CoV.

Mereka mencatat, 85 persen genom NeoCoV identik dengan MERS-CoV pada tingkat nukleotida.

4. Mirip dengan SARS-CoV-2

Sputnik News juga mencatat bahwa virus NeoCoV mirip dengan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19 dalam beberapa hal. Meskipun demikian, mereka tidak menyebutkan bahwa itu adalah varian dari Covid-19.

5. Ada kemungkinan dapat menginfeksi manusia

Dalam studi baru pracetak di situ web bioRxiv, para peneliti yang berbasis di Wuhan secara tidak terduga menemukan bahwa NeoCoV dan kerabat dekatnya, PDF-2180-CoV, berpotensi menggunakan reseptor Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) manusia dan kelelawar untuk masuk, yang berarti dapat menginfeksi manusia. Namun ini tergantung pada rekombinasi atau mutasi.

Perlu digaris bawahi, studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat dan memerlukan studi lebih lanjut.

Sementara itu, para dokter dan ilmuwan Rajeev Jayadevan dan Shashank Joshi melalui unggahan Twitternya menyebutkan bahwa meskipun itu mungkin dapat menginfeksi manusia, kemungkinan terjadinya sangat langka.

6. Belum ada kasus penularan NeoCoV yang diketahui pada manusia

Hingga saat ini, belum ada kasus penularan NeoCov yang dikonfirmasi pada manusia, sehingga informasi yang menyebutkan bahwa NeoCoV membunuh 1 dari 3 orang tidaklah benar.

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro