Bisnis.com, JAKARTA - Virus corona yang menyebabkan Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi jantung, paru-paru, dan perut. Komplikasi ini juga bisa muncul meskipun pasien telah dinyatakan negatif.
Mengutip dari Times of India, Jumat (4/3/2022), Covid berdampak pada banyak organ tubuh, dan bahkan tetap ada setelah infeksi. Covid juga memberikan pengaruh kepada pernapasan paru-paru, jantung, perut orang bahkan setelah sembuh darinya. Komplikasi Covid banyak menimbulkan efek yang parah dalam banyak kasus.
Dokter Praveen P Sadarmin, Konsultan Interventional Cardiologist, Narayana mengatakan bahwa Covid-19 bisa menciptakan badai untuk jantung. Kondisi ini juga dinyatakan benar oleh World Heart Federation (WHF). Dia menyebutkan bahwa penyakit Covid adalah kondisi pro-inflamasi dan mengarah pada peradangan jantung yang dapat bermanifestasi sebagai Myocarditis (radang otot jantung) atau Perikarditis yang merupakan peradangan pada kantung yang berisi jantung.
"Peningkatan detak jantung setelah pulih dari Covid-19 muncul pada banyak orang. Denyut jantung normal bervariasi antara 60 hingga 100; peningkatan itu, yang mengarah ke kondisi yang disebut takikardia. Ini tidak perlu dikhawatirkan," ungkapnya.
Namun, pada banyak pasien, peningkatan detak jantung ini dikeluhkan oleh pasien penyakit jantung, seperti mengalami detak jantung yang cepat bahkan setelah pemulihan. Takikardia adalah kondisi di mana peningkatan denyut jantung, bisa dimulai di ruang bawah jantung yang disebut ventrikel atau di ruang atas yang disebut atrium.
PascaCovid, banyak orang mengalami detak jantung lebih cepat bahkan dengan aktivitas ringan. Orang-orang yang dulu bekerja berjam-jam bersama sebelum Covid, merasakan detak jantung yang lebih cepat setelah Covid.
Baca Juga 7 Cara Menjaga Jantung Tetap Sehat |
---|
Dalam kasus seperti itu, detak jantung meningkat menjadi 95-100 bahkan setelah melakukan aktivitas fisik kecil seperti berjalan kaki untuk jarak pendek. Sementara pada banyak pasien kondisi ini sembuh setelah beberapa saat, pada banyak pasien lainnya kondisi ini bertahan selama beberapa waktu.
Selain itu, fluktuasi detak jantung sangat menghancurkan bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.
Sebuah studi penelitian tahun 2021 yang diterbitkan di Lancet mengungkapkan bahwa seminggu setelah diagnosis Covid-19, risiko serangan jantung pertama meningkat tiga hingga delapan kali lipat.
Penelitian yang dilakukan pada 87.000 orang, yang 57 persen di antaranya adalah wanita. Selain itu, muncul juga risiko pembekuan darah dan serangan jantung terus menurun tetapi tetap meningkat setidaknya selama sebulan.