Bisnis.com, SOLO – Diabetes merupakan penyakit kronis berupa gangguan metabolic yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, diabetes termasuk dalam daftar penyakit penyebab sepuluh kematian teratas.
Diabetes berada pada peringkat ke-9 sebagai penyakit paling mematikan di dunia bersama penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, alzheimer, kanker paru-paru, dan infkesi saluran pernapasan bawah.
Oleh karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting agar terhindar dari penyakit tersebut.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr. Evi Liliek Wulandari, Sp.PD, M.Kes, mengatakan salah satu tanda atau gejala bagi penderita diabetes yang umum terjadi adalah cepat merasa haus dan mudah capek atau mengantuk.
Baca Juga 3 Gejala Awal Anda Terkena Diabetes |
---|
Jika merasa gejala tersebut, ada baiknya yang bersangkutan untuk waspada.
“Gejala klasik diabetes berupa sering buang air kecil, sering merasakan haus sehingga banyak minum, sering merasakan lapar sehingga banyak makan, dan ada juga terjadinya penurunan berat badan,” ujar dalam keterangan resminya, Jumat (4/3/2022).
Sementara itu, ternyata diabetes juga dapat diketahui dari gejala nonklasik, seperti rasa cepat mengantuk, tidak ada gairah, dan kaburnya penglihatan.
“Ya, kacamata sering berubah ukurannya, terus kaki sering merasakan kesemutan, tebal, atau mungkin nyeri. Kalau terjadi luka, sulit untuk sembuh,” jelas dr Evi.
Ia menambahkan, gejala diabetes dapat berbeda sesuai jenis kelamin. Pada laki-laki gejala diabetes diketahui dari menurunnya aktivitas seksual, sementara pada perempuan adalah keputihan yang berulang atau sulit untuk sembuh.
dr. Evi menjelaskan bahwa diabetes merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan adanya kelainan sekresi pada insulin atau terjadinya kelainan pada kerja insulin.
Ia menerangkan, diabetes dibagi menjadi beberapa jenis, seperti diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes LADA, dan diabetes MODY.
Pada diabetes melitus tipe 1, penyebabnya adalah kerusakan pada sel beta pankreas sehingga terjadi kekurangan insulin yang absolut atau defisiensi insulin yang absolut.
Sementara diabetes melitus tipe 2 disebabkaan oleh kelainan dari kerja insulinnya disertai juga dengan kelainan dari sekresi insulin oleh tubuh.
“Diabetes melitus termasuk penyakit yang memang bisa diturunkan. Akan tetapi, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga pasti terkena diabetes. Tetapi, memang orang tersebut memiliki faktor risiko yang tinggi untuk terkena diabetes melitus,” kata dr. Evi.
Dalam hal ini, risiko seseorang untuk terkena diabetes akan meningkat apabila mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sering makan junk food, makanan tinggi kalori, sering minum alkohol, malas bergerak, dan tidak pernah berolahraga.
dr. Evi menyampaikan, jika seseorang memiliki pola makan yang tidak sehat apalagi mempunyai faktor keturunan diabetes, sebaiknya ia segera memeriksakan diri dan mengecek kadar gula darahnya.
“Tanda untuk diabetes melitus itu dilihat dari adanya peningkatan nilai dari gula darah puasa. Di mana nilai gula darah puasanya itu lebih sama dengan 126 mg/dl, peningkatan gula darah sewaktu atau gula darah 2 jam setelah makan sebesar lebih sama dengan 200 mg/dl dan HbA1c yang lebih sama dengan dari 6,5 persen,” jelas dr. Evi.
Untuk kamu yang belum tahu, HbA1c adalah rata-rata kadar glukosa gula darah selama dua hingga tiga bulan terakhir. Jika seseorang menderita diabetes, kadar HbA1c yang ideal adalah 48mmol/mol (6,5 persen) atau lebih rendah.
Jika seseorang berisiko terkena diabetes tipe 2, target kadar HbA1c harus di bawah 42mmol/mol (6 persen).