Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa infeksi virus corona meningkat lagi karena 3 alasan utama.
Salah satunya adalah omicron yang merupakan varian COVID yang paling menular, kedua banyak orang mulai mengaaikan protokol kesehatan, dan ketiga, misinformasi mengenai varian Omicron yang menjadi perhatian varian terakhir.
Saat ini, infeksi baru melonjak 8% secara global minggu lalu, dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Baru-baru ini, Maria Van Kerkhove dari WHO menunjukkan bahwa beberapa faktor, termasuk informasi yang salah, memicu lonjakan COVID baru-baru ini secara global.
“Kami masih memiliki Omicron yang mentransmisikan pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia. Kami memiliki sub-garis keturunan Omicron BA.1 dan BA.2. BA.2 lebih menular, dan ini adalah varian paling menular yang pernah kita lihat dari virus SARS-COV2 hingga saat ini", ujarnya dilansir dari Mint.
Sesuai data badan Kesehatan PBB, dalam 30 hari terakhir lebih dari 400.000 urutan sampel, 99,9% adalah Omicron, dan 75% sesuai dengan varian BA.2.
“Kami tidak melihat peningkatan keparahan dengan BA.2. Namun, dengan sejumlah besar kasus, Anda akan melihat peningkatan rawat inap dan kami telah melihat ini di negara demi negara", Dr. Van Kerkhove menyoroti.
Faktor kedua yang mempengaruhi peningkatan jumlah adalah pencabutan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial.
“Pencabutan penggunaan masker, pencabutan physical distancing, pencabutan pembatasan yang membatasi pergerakan orang, ini memberikan peluang virus untuk menyebar”, komentarnya.
Ketiga, dia menunjukkan, ada 'sejumlah besar kesalahan informasi yang menyebabkan kebingungan di antara orang-orang.
“Misinformasi bahwa Omicron ringan, misinformasi bahwa pandemi telah berakhir, misinformasi bahwa ini adalah varian terakhir yang harus kita tangani”, jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
