Bisnis.com, SOLO - Dokter spesialis Obsgyn RS JIH Solo, Kresno Condro Adhi mengatakan puasa masih boleh dilakukan oleh ibu hamil. Akan tetapi, sebelumnya perlu dilihat terlebih dahulu bagaimana kondisi kesehatan ibu hamil yang bersangkutan.
“Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang cukup. Lalu timbul pertanyaan lagi, kalau puasa, nutrisi yang masuk cukup tidak? Ada lagi yang khawatir nanti berat badan bayinya kecil atau rendah, atau terjadi gangguan pertumbuhan, terjadi persalinan prematur. Artinya perdebatan atau ketakutan yang sering dijumpai di masyarakat. Tapi sebenarnya kalau ibu hamil berpuasa itu masih boleh, tergantung dari kondisi masing-masing pasien,” kata dia.
Untuk itu, guna meyakinkan seorang ibu hamil bisa menjalankan puasa atau tidak, ada baiknya melakukan konsultasi dahulu kepada dokter.
Kendati begitu, dalam penuturannya, berdasarkan beberapa studi belum ada yang membuktikan jika puasa yang dilakukan ibu hamil akan berdampak pada berat badan bayi atau gangguan lain pada saat kehamilan.
“Di US, Iran, sudah ada penelitian yang membandingkan antara output bayi pada ibu hamil yang berpuasa dan tidak, ternyata tidak ada perbedaan signifikan. Artinya tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kalau hamil dan berpuasa itu nanti berat badan bayinya rendah, itu tidak terbukti. Kemudian saat berpuasa juga tidak meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur atau kelainan lain pada saat kehamilan,” ucap dia.
Lebih lanjut, dr. Kresno pun menjelaskan bahwa proses kehamilan terbagi menjadi tiga, yakni trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.
Nah, pada masing-masing trimester tersebut terdapat tantangan yang berbeda bagi ibu hamil.
Trimester pertama yang mana merupakan proses di mana ibu hamil menjalani adaptasi tubuh, misalnya. Menurut dr. Kresno, pada tahap ini biasanya pasien mudah lelah, mual, dan jika lambung dibiarkan kosong atau menahan lapar, biasanya rasa perih atau mual akan meningkat.
“[Namun] itu tergantung kondisi ibu hamil di trimester pertama. Kalau kondisi bagus, lanjut [puasa] tidak apa-apa. Tapi kalau saat mencoba mau puasa justru muncul keringat dingin, seperti mau pingsan, muntah terus sampai parah, lebih baik disetop dulu, nanti puasanya bisa ditukar,” kata dia.
Kemudian pada trimester kedua biasanya cenderung aman. Pasalnya, proses adaptasi sudah selesai dan biasanya rasa mual jauh berkurang dibandingkan saat trimester pertama. Selain itu berat bayi belum terlalu berat.
“Nah, pada trimester kedua ini, banyak yang mencoba puasa, tidak masalah,” ucapnya.
Terakhir, pada trimester ketiga, kebutuhan kalori semakin besar, sehingga lebih gampang lapar. Pada tahapan ini ibu hamil pun diharapkan tidak perlu memaksakan diri.