Bisnis.com, JAKARTA - Jantung adalah organ vital manusia, yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.
Pada tanggal 4 April 1969, tiga bulan sebelum pendaratan bulan pertama, jantung buatan pertama kali ditanamkan pada manusia.
Jantung buatan adalah pilihan terakhir, yang digunakan ketika terapi lain untuk gagal jantung tidak lagi berhasil.
Salah satu penerima jantung buatan di dunia adalah Peter Houghton.
Profesor Adrian Banning, dalam On Death, Dying and Not Dying menyebutkan penerima jantung buatan, harus cukup kuat untuk bertahan dari operasi, dan pemulihan yang butuh kekuatan fisik dan emosional.
Istilah jantung buatan mengacu pada berbagai alat mekanis yang bekerja untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang membantu, bukan menggantikan, jantung asli yang sakit.
Jantung buatan parsial yang paling umum adalah pompa kecil yang dikenal sebagai alat bantu ventrikel kiri, yang dipasang pada ventrikel kiri (ruang pemompaan utama jantung) untuk meningkatkan kerjanya.
Dengan ukuran sebesar ibu jari, atau baterai berukuran C, jantung buatan sebagian ditanam di dalam jantung yang gagal, yang tetap di tempatnya. Ribuan telah jantung buatan telah ditanamkan dari berbagai dunia.
Ketika kedua sisi jantung gagal, jantung buatan total, atau dua jantung buatan parsial, dapat membantu. Pietro Zorzetto Italia salah satu penerima jantung buatan ini bisa bertahan selama 1.374 hari.
Jantung buatan Zorzetto digunakan sebagai "jembatan menuju transplantasi", yang membuatnya tetap hidup, memberinya waktu, sampai dia menerima transplantasi jantung manusia. Bagi yang lain, jantung buatan dapat mengulur waktu sementara jantung asli pulih dari cedera atau operasi.
Untuk Peter Houghton, jantung buatan menyelamatkan hidupnya, memungkinkan dia untuk hidup selama hampir delapan tahun. Kematian Peter bukan karena pompa atau gagal jantung, tetapi akibat mimisan yang banyak yang menyebabkan gagal ginjal tunggalnya.