Bisnis.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini, virus hepatitis banyak menyerang anak-anak di berbagai negara. Baru-baru ini, 3 anak di Indonesia meninggal dunia karena virus tersebut.
Adapun transmisi penularan virus hepatitis (HAV) bisa menyebar dengan cepat, melalui rute fekal -oral. Mayoritas pasien anak yang terinfeksi adalah yang mendatangi tempat dengan kontak fisik yang lama, seperti tempat penitipan anak.
Transmisi – HAV menyebar melalui rute fekal-oral. Mayoritas pasien yang tertular penyakit memiliki kontak pribadi dengan orang yang terinfeksi.
Baca Juga 8 Cara Mencegah Hepatitis B |
---|
"Penularan biasanya terjadi di tempat penitipan anak, penyebaran hepatitis biasanya terjadi sebelum kasus ditemukan," seperti dikutip dari CDC, Selasa (3/5/2022).
Adapun virus hepatitis ini biasanya diketahui setelah anggota staf penitipan anak mengalami gejala, seperti penyakit kuning, karena sebagian besar anak tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala yang tidak spesifik.
Lalu, potensi paparan luas diperparah dengan, kondisi anak yang belum dilatih untuk menggunakan toilet umum. Penularan hepatitis bisa terjadi dari komunitas sekitar, restoran, dan sekolah karena air atau makanan yang terkontaminasi.
Di Amerika Serikat, kelompok kasus telah terlihat di sekitar adopsi internasional, banyak di antaranya terjadi pada kontak non-perjalanan dari orang yang diadopsi.
Penyebaran HAV nosokomial jarang terjadi. Di antara laporan ini termasuk wabah di unit perawatan intensif neonatal di mana bayi baru lahir terinfeksi melalui transfusi produk darah dan kemudian menularkan virus ke neonatus lain dan anggota staf unit.
Masa inkubasi virus hepatitis di tubuh anak yakni 15 hari - 50 hari. HAV RNA dapat dideteksi dalam tinja setidaknya satu minggu sebelum timbulnya bukti histologis dan biokimia hepatitis dan dapat dideteksi setidaknya 33 hari setelah timbulnya penyakit.
Pada neonatus dan anak-anak yang lebih muda, RNA HAV dapat dideteksi dalam tinja selama beberapa bulan.