Bisnis.com, JAKARTA — Aneurisma otak atau aneurisma serebral adalah tonjolan atau balon di pembuluh darah yang terletak di otak. Aneurisma sering terlihat seperti buah beri yang tergantung di batang.
Aneurisma otak dapat bocor atau pecah, menyebabkan pendarahan ke otak (stroke hemoragik). Paling sering, aneurisma otak pecah terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak. Jenis stroke hemoragik ini disebut perdarahan subarachnoid. Aneurisma yang pecah dengan cepat menjadi mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera.
Dikutip dari Mayo Clinic, sebagian besar aneurisma otak tidak pecah, menimbulkan masalah kesehatan, atau menimbulkan gejala. Aneurisma seperti itu sering terdeteksi selama tes untuk kondisi lain.
Perawatan untuk aneurisma otak yang tidak pecah tepat dalam beberapa kasus dan dapat mencegah pecahnya di masa depan. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan Anda untuk memastikan Anda memahami pilihan terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda.
Gejala
1. Aneurisma pecah
Sakit kepala parah yang tiba-tiba adalah gejala utama dari aneurisma yang pecah. Sakit kepala ini sering digambarkan sebagai "sakit kepala terburuk" yang pernah dialami. Selain sakit kepala parah, tanda dan gejala umum dari aneurisma yang pecah meliputi:
- Mual dan muntah
Baca Juga Jangan Sampai Pecah Aneurisma di Otak |
---|
- Leher kaku
- Penglihatan kabur atau ganda
- Kepekaan terhadap cahaya
- Kejang
- Kelopak mata terkulai
- Penurunan kesadaran
- Kebingungan
2. Aneurisma 'bocor'
Dalam beberapa kasus, aneurisma dapat mengeluarkan sedikit darah. Kebocoran ini hanya dapat menyebabkan sakit kepala yang tiba-tiba dan sangat parah. Pecahnya lebih parah sering mengikuti bocor.
3. Aneurisma yang tidak pecah
Aneurisma otak yang tidak pecah mungkin tidak menunjukkan gejala, terutama jika ukurannya kecil. Namun, aneurisma yang tidak pecah lebih besar dapat menekan jaringan otak dan saraf, mungkin menyebabkan:
- Nyeri di atas dan di belakang satu mata
- Pupil melebar
- Perubahan dalam penglihatan atau penglihatan ganda
- Mati rasa di satu sisi wajah
Penyebab
Penyebab sebagian besar aneurisma otak tidak diketahui, tetapi berbagai faktor dapat meningkatkan risiko Anda.
Sejumlah faktor dapat menyebabkan kelemahan pada dinding arteri dan meningkatkan risiko aneurisma otak atau pecahnya aneurisma. Aneurisma otak lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada pada anak-anak. Mereka juga lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Faktor risiko yang berkembang dari waktu ke waktu termasuk: usia yang lebih tua, erokok, tekanan darah tinggi, penyalahgunaan narkoba, khususnya penggunaan kokain, konsumsi alkohol berat, eberapa jenis aneurisma dapat terjadi setelah cedera kepala atau dari infeksi darah tertentu.
Beberapa kondisi yang hadir saat lahir dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan aneurisma otak. Ini termasuk
- Kelainan jaringan ikat yang diturunkan, seperti sindrom Ehlers-Danlos, yang melemahkan pembuluh darah
- Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan yang menyebabkan kantung berisi cairan di ginjal dan biasanya meningkatkan tekanan darah
- Aorta sempit (koarktasio aorta), pembuluh darah besar yang mengantarkan darah kaya oksigen dari jantung ke tubuh
- Malformasi arteriovenosa otak (AVM), di mana arteri dan vena di otak kusut, mengganggu aliran darah
- Riwayat keluarga dengan aneurisma otak, terutama kerabat tingkat pertama, seperti orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan atau anak
Penyembuhan
Anda bisa menjalani salah satu dari dua jenis operasi:
1. Kraniotomi terbuka, di mana dokter membuat lubang di tengkorak Anda untuk memasang klip di leher aneurisma.
2. Perbaikan endovaskular, di mana dokter melakukan operasi pada area tubuh Anda melalui pembuluh darah.