Bisnis.com, JAKARTA — Diare merupakan gejala awal dari hepatitis. Gejala berikutnya beragam dan biasanya diikuti dengan sakit perut dan menguningnya mata atau kulit. Terdapat beberapa perbedaan antara diare biasa dengan diare yang berhubungan dengan hepatitis.
Dikutip dari American College of Gastroenterology, kotoran diare adalah feses yang berbentuk wadah, sehingga sering digambarkan encer. Beberapa orang menganggap diare sebagai peningkatan jumlah tinja, tetapi konsistensi tinja benar-benar merupakan ciri khasnya.
Gejala terkait dapat mencakup demam kram perut, mual, muntah, kelelahan dan urgensi. Diare kronis dapat disertai dengan penurunan berat badan, kekurangan gizi, sakit perut atau gejala lain dari penyakit yang mendasarinya. Petunjuk untuk penyakit organik adalah penurunan berat badan, diare yang membangunkan Anda di malam hari, atau darah dalam tinja.
Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit celiac, penyakit radang usus (IBD), mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja, demam, kram perut atau penurunan nafsu makan. Beri tahu dokter Anda juga jika Anda mengalami tinja yang besar, berminyak, atau berbau sangat busuk.
Sebagian besar kasus diare akut dan berair disebabkan oleh virus (gastroenteritis virus). Yang paling umum pada anak-anak adalah rotavirus dan pada orang dewasa adalah norovirus. Diare kronis diklasifikasikan sebagai lemak atau malabsorpsi, inflamasi atau paling sering berair. Diare berdarah kronis disebabkan oleh penyakit radang usus (IBD), yang merupakan kolitis ulserativa atau penyakit Crohn.
Hepatitis juga disebabkan oleh virus yaitu virus hepatitis, diare karena hepatitis biasanya berlangsung dengan kurun waktu 14-28 hari dan diikuti dengan gejala lain yang berkisar dari ringan hingga berat.
Selain diare, gejala lain mencakup demam, malaise, kehilangan nafsu makan, mual, ketidaknyamanan perut, urin berwarna gelap, dan penyakit kuning (mata dan kulit menguning). Perlu diingat juga, jika idak semua orang yang terinfeksi akan memiliki semua gejala.
Orang dewasa memiliki tanda dan gejala penyakit lebih sering daripada anak-anak. Tingkat keparahan penyakit dan hasil yang fatal lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua. Anak-anak yang terinfeksi di bawah usia 6 tahun biasanya tidak mengalami gejala yang nyata, dan hanya 10% yang mengalami penyakit kuning.