Bisnis.com, JAKARTA — Diare merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling umum dan bisa mengacaukan aktivitas anak maupun rencana keluarga dalam sekejap.
Diare adalah kondisi umum yang sering dialami anak-anak, ditandai dengan buang air besar yang encer atau cair lebih sering dari biasanya. Meskipun seringkali ringan, diare dapat menjadi perhatian serius karena risiko utama yang menyertainya adalah dehidrasi, terutama pada bayi dan balita.
Dilansir dari Children's Health, Senin (23/06/2025), anak-anak di bawah usia 5 tahun sangat rentan terhadap diare. Biasanya, diare pada anak dikategorikan sebagai “akut,” yaitu berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu.
Penyebab paling umum dari diare akut adalah infeksi, baik yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit.
Diare pada anak juga dapat dipicu oleh berbagai faktor lain, seperti:
- Alergi makanan
- Intoleransi laktosa
- Konsumsi gula atau pemanis buatan secara berlebihan
- Efek samping dari penggunaan antibiotik tertentu
Pengobatan terbaik untuk diare pada anak tergantung pada penyebabnya, namun ada berbagai cara untuk meredakan gejala yang muncul.
Penting bagi orang tua untuk mengetahui cara menangani diare pada anak, mulai dari penggunaan obat anti-diare, pengobatan rumahan, hingga pilihan makanan yang tepat untuk membantu proses pemulihan si kecil.
Simak Tips Meredakan Diare pada Anak-Anak
1. Menjaga anak tetap terhidrasi
Untuk menjaga anak yang mengalami diare tetap terhidrasi, berikan asupan cairan secara rutin, seperti: air putih, kaldu atau sup bening, larutan elektrolit khusus anak dalam bentuk cair atau es serut (freezer pop).
2. Memberikan beragam makanan bergizi
Jika anak mengalami diare, sangat penting untuk tetap memberikan makanan yang sehat dan seimbang selain memastikan asupan cairannya tercukupi. Makanan seperti pisang, nasi, apel, dan roti panggang bisa menjadi pilihan untuk membantu meredakan diare.
Namun, perlu diingat bahwa selain makanan tersebut, anak juga harus tetap mendapatkan nutrisi yang lengkap dan seimbang, karena penelitian menunjukkan bahwa usus akan lebih cepat pulih jika anak terus diberi makan dengan baik.
3. Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Serat sering digunakan untuk mengatur buang air besar dan bisa bermanfaat baik pada kondisi sembelit maupun diare, tergantung jenis serat dalam makanan tersebut. Pektin, zat alami yang terdapat dalam beberapa makanan, juga dapat membantu mengentalkan tinja.
Contoh makanan tinggi serat yang bisa membantu mengatasi diare antara lain:
- Apel (tanpa kulit)
- Pisang
- Barley
- Oat
- Kacang-kacangan
- Kacang polong
- Ubi jalar (tanpa kulit)
4. Konsumsi Minuman Probiotik
Probiotik adalah bakteri baik yang secara alami ada di saluran pencernaan. Ketika anak diare, keseimbangan bakteri di usus bisa terganggu. Minuman probiotik dapat membantu mengembalikan keseimbangan ini.
Menurut pakar, kandungan probiotik dalam yogurt dapat mengurangi durasi perawatan dan gejala diare. Selain yogurt, Anda juga bisa pilih susu kefir yang sama-sama mengandung probiotik.
Jika diare anak terus berlanjut, cobalah untuk mencatat makanan yang dikonsumsi si kecil. Beberapa orang mengalami diare akibat makanan tertentu. Misalnya, penderita sindrom iritasi usus besar sering mengalami masalah setelah mengonsumsi makanan berlemak tinggi, tinggi gula, atau pedas.
Beberapa anak juga mungkin sensitif terhadap gluten atau produk susu. Jika Anda merasa ada makanan tertentu yang menyebabkan masalah pada anak, catatlah dan diskusikan dengan dokter.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Sebagian besar kasus diare akut akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami diare disertai dengan beberapa kondisi berikut:
- Usia kurang dari 6 bulan
- Adanya darah pada tinja
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti keluarnya urine sedikit, tidak ada air mata saat menangis, mulut kering, mengantuk berlebihan, atau aktivitas yang sangat menurun
- Muntah-muntah
- Demam tinggi yang tidak turun meski sudah diberikan obat penurun demam
- Perut membengkak atau membesar
- Riwayat operasi perut
- Gejala diare berlangsung lebih dari 2-3 hari (Muhamad Ichsan Febrian)