Bisnis.com, JAKARTA – Saat bank sentral AS Federal Reserve berupaya menjinakkan inflasi sehingga mengguncang pasar saham dan obligasi, investor di mana-mana berjuang mencari cara terbaik untuk bertahan di tengah kekhawatiran bahwa resesi sudah di depan mata.
Salah satu eksekutif Goldman Sachs Asset Management (GSAM) melempar ide yang mengejutkan soal ketahanan resesi: Beyonce.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (14/5/2022), Katie Koch, kepala investasi untuk ekuitas publik di GSAM, menyindir bahwa Beyonce pada akhirnya tahan resesi dan begitu juga artis populer lainnya. Itulah mengapa portofolio investasi yang dia bantu mengawasi saham perusahaan live-concert di AS dan Eropa.
Sementara Live Nation Entertainment Inc. mendapat pukulan keras selama penguncian Covid-19 tahun lalu, Koch menunjukkan bahwa perusahaan tersebut benar-benar melewati resesi sebelumnya dengan baik dan berhasil meningkatkan pendapatan di tahun 2008 dan 2009.
"Jadi konsumen akan menghabiskan uang dalam resesi, tetapi mereka akan cukup selektif dalam hal apa yang mereka belanjakan,” katanya.
Contoh lainnya adalah produk kecantikan. Adapun Koch tidak setuju dengan anggapan bahwa China tidak dapat diinvestasikan: “Anda dapat membeli aset di sini di AS serta aset di China yang terlalu didiskon untuk sesuatu yang kita tahu pada akhirnya akan berhasil, yaitu bahwa ekonomi akan buka kembali,” ujarnya.
Koch bergabung dengan episode podcast “What Goes Up” oleh Bloomberg minggu ini untuk membahas keadaan pasar dan mengapa, meskipun harga saham jatuh selama setahun terakhir, berinvestasi di perusahaan inovatif masih merupakan ide bagus untuk jangka panjang.
Indeks Nasdaq 100 yang berpusat pada teknologi telah kehilangan lebih dari seperempat nilainya sejak awal tahun. Koch mengatakan bahwa akan ada peluang dalam sektopr teknologi dan inovasi lagi.
“Koreksi baru-baru ini sebenarnya memberikan beberapa titik masuk yang sangat menarik untuk mendapatkan paparan teknologi sebagai tema sekuler,” kata Koch.