Bisnis.com, JAKARTA - Gerhana bulan total atau blood moon dapat disaksikan mulai 15-16 Mei 2022. Namun, benarkah blood moon bisa berdampak pada kesehatan?
Berdasarkan laporan European Space Agency (ESA), gerhana bulan hanya dapat terjadi selama bulan purnama dan dapat berlangsung hingga enam jam.
Menjadi fenomena alam yang sangat dinantikan, faktanya ada beberapa kepercayaan mengenai dampak blood moon terhadap kesehatan.
Melansir Times of India, Senin (16/5/2022), munculnya blood moon dipercaya dapat berpengaruh terhadap kesehatan. Kendati demikian, tidak ada bukti ilmiah tentang pengaruhnya terhadap kesehatan.
Menurut kepercayaan tradisional, sinar gerhana bulan dapat mencemari air minum dan harus diisi ulang setelah gerhana berakhir.
Bahan makanan yang sudah dimasak sebelumnya, juga dipercaya dapat menurunkan kualitas makanan selama gerhana.
Bahkan, ibu hamil yang berada di dalam ruangan selama durasi gerhana bulan dianggap dapat membahayakan sang bayi.
Para ibu hamil juga diharapkan dapat mengikuti pedoman diet tertentu selama gerhana berlangsung.
Gerhana bulan juga dikaitkan berdampak pada kesuburan wanita.
Namun, ada juga cerita rakyat yang mengatakan bahwa gerhana bulan adalah waktu terbaik untuk mengandung anak, lantaran bulan dianggap sebagai simbol kesuburan.
Lantas, apakah menyaksikan blood moon dapat membahayakan kesehatan manusia?
Sebagaimana diketahui, selama bertahun-tahun orang percaya bahwa melihat gerhana bulan tanpa menggunakan alat pelindung dapat membahayakan mata.
NASA menghimbau agar semua orang yang ingin menyaksikan gerhana memakai kacamata untuk melihat gerhana bulan.
Berdasarkan laporan resminya, NASA menyampaikan bahwa semua fase gerhana bulan aman untuk dilihat, baik dengan mata telanjang maupun melalui teleskop tanpa filter.
"Melihat gerhana bulan total sama dengan melihat bulan di waktu lain," tulis NASA dalam laporan resminya.
