Antibiotik/telegraph.co.uk
Health

Kelebihan Antibiotik Bisa Sebabkan Infeksi Jamur di Usus

Robby Fathan
Selasa, 17 Mei 2022 - 19:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pasien yang suka konsumsi antibiotik lebih mungkin terkena infeksi jamur karena terganggunya sistem kekebalan di usus.

Menurut sebuah  studi dari anggota pendiri BHP University of Birmingham dan National Institutes of Health, menggunakan obat peningkat kekebalan berbarengan dengan antibiotik dapat meningkatkan infeksi.

Infeksi jamur yang mengancam jiwa kandidiasis invasif merupakan komplikasi utama bagi pasien rawat inap yang diberikan antibiotik untuk mencegah sepsis dan infeksi bakteri lain yang menyebar dengan cepat di sekitar rumah sakit (seperti C. diff). Infeksi jamur bisa lebih sulit diobati daripada infeksi bakteri, tetapi faktor yang mendasari penyebab infeksi ini tidak dipahami dengan baik.

Sebuah tim di Institut Imunologi dan Imunoterapi Universitas, bersama dengan para peneliti di  Institut Kesehatan Nasional, menemukan bahwa antibiotik mengganggu sistem kekebalan di usus, dimana artinya infeksi jamur tidak terkontrol dengan baik di daerah itu. Tanpa diduga, tim juga menemukan bahwa infeksi jamur berkembang, bakteri usus juga dapat melarikan diri, yang mengarah pada risiko tambahan infeksi bakteri.

Dr Rebecca Drummond, Institut Imunologi dan Imunoterapi, menjelaskan faktor-faktor ini dapat menambah situasi klinis yang rumit dan dengan memahami penyebab mendasar ini, dokter akan lebih mampu merawat pasien ini secara efektif.

Studi yang diterbitkan di  Cell Host and Microbe,  menunjukkan potensi obat penambah kekebalan, tetapi para peneliti juga mengatakan pekerjaan mereka juga menyoroti bagaimana antibiotik dapat memiliki efek tambahan pada tubuh kita yang memengaruhi cara kita melawan infeksi dan penyakit. Hal ini pada gilirannya menggarisbawahi pentingnya pengelolaan antibiotik yang tersedia secara hati-hati.

Penulis utama Dr Rebecca Drummond mengatakan antibiotik memperburuk infeksi jamur, tetapi penemuan bahwa koinfeksi bakteri juga dapat berkembang melalui interaksi ini di usus sangat mengejutkan. Faktor-faktor ini dapat menambah situasi klinis yang rumit.

Dalam studi tersebut, tim menggunakan tikus yang diobati dengan koktail antibiotik spektrum luas dan kemudian menginfeksi hewan ini dengan Candida albicans, jamur paling umum yang menyebabkan kandidiasis invasif pada manusia. Mereka menemukan bahwa meskipun tikus yang terinfeksi telah meningkatkan kematian, hal ini disebabkan oleh infeksi di usus, bukan di ginjal atau organ lain.

Pada langkah selanjutnya, tim menunjukkan dengan tepat bagian mana dari sistem kekebalan yang hilang dari usus setelah pengobatan antibiotik, dan kemudian menambahkannya kembali ke tikus menggunakan obat peningkat kekebalan yang serupa dengan yang digunakan pada manusia. Mereka menemukan pendekatan ini membantu mengurangi keparahan infeksi jamur.

Para peneliti menindaklanjuti percobaan dengan mempelajari catatan rumah sakit, di mana mereka dapat menunjukkan bahwa koinfeksi serupa mungkin terjadi pada manusia setelah mereka diobati dengan antibiotik.

“Temuan ini menunjukkan kemungkinan konsekuensi penggunaan antibiotik pada pasien yang berisiko terkena infeksi jamur,” tambah Dr Drummond. “Jika kami membatasi atau mengubah cara kami meresepkan antibiotik, kami dapat membantu mengurangi jumlah orang yang menjadi sangat sakit akibat infeksi tambahan ini – serta mengatasi masalah resistensi antibiotik yang semakin besar dan berkembang.”

Penulis : Robby Fathan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro