Ilustrasi demesia/usdoj.gov
Health

Ciri-ciri Orang Pikun, Cara Pencegahan, dan Bedanya dengan Demensia

Intan Riskina Ichsan
Kamis, 9 Juni 2022 - 11:18
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ketika usia seseorang menginjak lanjut usia atau pikun, maka  dia akan mengalami degenerasi otak atau penurunan daya kerja otak untuk mengingat yang secara awam biasa disebut pikun.

Kata "pikun" dipakai untuk menggambarkan penurunan kemampuan untuk berpikir, berkonsentrasi, atau mengingat.

Istilah kontemporer yang digunakan dokter adalah "gangguan neurokognitif" dalam skala kecil atau besar.

Seseorang juga dapat menggunakan "kepikunan" untuk menggambarkan penurunan intelektual dan penurunan kemampuan untuk secara akurat menilai situasi atau memecahkan masalah. Namun, komunitas medis tidak lagi menggunakan istilah ini.

Kepikunan vs. Demensia

Di masa lalu, dokter menggunakan "pikun" untuk menggambarkan demensia, tetapi penggunaan ini diubah karena faktanya, demensia bukan bagian biasa dari penuaan.

Demensia adalah kondisi medis yang memengaruhi otak yang membuat penurunan kemampuan kognitif. Kondisi tersebut antara lain:

- Penyakit Alzheimer, bentuk paling umum dari demensia.

- Demensia tubuh Lewy

- Demensia vascular

- Demensia frontotemporal

- Demensia penyakit Parkinson

- Penyakit Huntington, suatu kondisi bawaan yang menyebabkan demensia

Beberapa orang mengalami demensia campuran, artinya lebih dari satu penyakit. Sebagian besar kasus demensia terjadi pada orang berusia 65 tahun atau lebih. Namun, orang yang lebih muda dapat mengalaminya juga.

Gejala Demensia

Gejala-gejala demensia cenderung muncul secara perlahan dan berangsur-angsur memburuk. Setiap orang dengan demensia mengalami gejala yang berbeda, sebagian besar tanda-tandanya adalah:

- Kesulitan mengingat

- Kesulitan memperhatikan

- Kesulitan berkomunikasi dengan orang

- Tantangan yang berkaitan dengan penalaran, menilai situasi, atau memecahkan masalah

- Masalah penglihatan

Penyebab Demensia

Kerusakan sel otak merupakan penyebab utama demensia. Otak memiliki miliaran sel, dan komunikasi mereka mengontrol semua yang kita lakukan. Jika mereka rusak, mereka tidak dapat berkomunikasi sebaik yang mereka butuhkan.

Bagian otak yang berbeda bertanggung jawab atas ingatan, penilaian, dan gerakan kita, sehingga gejala demensia bergantung pada area otak mana yang mengalami kerusakan sel.

Pencegahan

Meskipun seseorang tidak dapat mencegah pikun atau demensia yang diturunkan, sebagian besar kasus demensia tidak bersifat herediter. Untuk membantu mencegah demensia, berikut upayanya:

1. Selalu kenakan sabuk pengaman di dalam mobil dan helm saat mengendarai sepeda, untuk mencegah cedera kepala.

2. Jaga kesehatan jantung dengan makan makanan seimbang, tidak merokok, menghindari alkohol, dan berolahraga secara teratur.

3. Jaga agar pikiran tetap aktif dan memiliki kehidupan sosial yang aktif.

4. Makan makanan yang sehat dan seimbang

5. Menjaga berat badan yang sehat

6. Berolahraga secara teratur

7. Menjaga tekanan darah Anda pada tingkat yang sehat

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro