Bisnis.com, JAKARTA - Umat Muslim telah memasuki akhir bulan Dzulhijjah 1443 H, tepatnya tanggal 28 Dzulhijjah 1443 H, sekaligus akhir dari tahun 1443 H dan siap memasuki awal tahun, 1 Muharram 1444 H.
Di awal bulan pertama Hijriyah itu, dikutip dari NU Online, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Bahkan puasa ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Dalam haditsnya, sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan Tiga Macam Puasa Muharram, Nabi Muhammad saw menyebutnya sebagai puasa Muharram setingkat di bawah puasa Ramadhan.
Rasulullah saw berkata, "Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam." Baca Juga: Tiga Macam Puasa Muharram Namun, dalam hadis tersebut tidak disebutkan puasa yang dimaksud itu di tanggal berapa atau setiap hari selama bulan Muharram.
Menjelaskan kapan puasa itu, Imam Almubarakfuri menguraikannya dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarah atas Kitab Sunan Tirmidzi. Ia menulis, bahwa puasa di bulan Muharram ada tiga jenis sebagai berikut. Pertama, puasa paling utama di bulan Muharram ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya, yaitu tanggal 9 dan 11. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.
Dari penjelasan di atas, umat Islam sangat dianjurkan untuk berpuasa di bulan Muharram pada tanggal 9, 10, dan 11. Jika tidak, umat Islam dapat menjalankannya di tanggal 9 dan 10.
Namun, kalau hanya mencukupkan diri untuk puasa sehari, maka dianjurkan berpuasa di tanggal 10 Muharram. Selain puasa di tiga tanggal tersebut, umat Islam juga dapat menjalankan puasa sunnah di bulan Muharram pada tanggal-tanggal putih, yaitu saat bulan purnama.
Puasa demikian ini biasa disebut puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa di tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulannya, termasuk Muharram.
Berikut niat puasa Muharram
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.
Artinya : Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.
Niat puasa Tasu’a secara lengkap:
Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya : Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.
Niat puasa Asyura secara lengkap:
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya : Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ. Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan.
Tata cara puasa Muharram
Pertama Berniat
Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.
Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, halaman 292-294).