Bisnis.com, JAKARTA - Cita rasa pempek asli Kota Palembang boleh dibilang tak jauh beda ketika dimakan secara langsung maupun dibawa pulang. Namun, beda soal dengan pempek panggang. Pasalnya, pempek jenis ini tak bisa dibawa pulang dan harus dinikmati selagi hangat-hangat di tempat.
Dalam perjalanan bertugas dalam program Jelajah BUMN 2022, Bisnis Indonesia berkesempatan mampir ke sebuah kaki lima yang menjajakan pempek panggang di kawasan Bundaran Air Mancur Palembang.
Asap mengepul beraroma menggoda dari panggangan hampir setiap saat menutupi wajah Sus (50), pemilik kaki lima benama Satu 8 Limo itu. Namun, Sus tetap tersenyum kepada semua pelanggan, dan dengan ramah menjawab segala pertanyaan tentang pempek yang membuat Bisnis penasaran.
Salah satunya, soal beda pempek panggang dengan pempek biasa. Sus pun menjawab bahwa secara kasat mata, perbedaannya jelas ada di isian pempek panggang.
"Kalau pempek ini ada isiannya, ebi dan cabai, serta rasa gurih yang didapat dari sedikit kecap. Harus dimakan selagi hangat. Karena setelah dipanggang, isian ini ada cita rasa masih meleleh di lidah. Jadi tidak bisa ini dibawa pulang," ujarnya sembari bercanda.
Secara umum, kendati tampilannya mirip cireng, pempek panggang atau biasa disebut Pempek Tunu ini punya cita rasa khas yang kuat, terutama berkat isiannya yang selaras dengan adonan ikan dan tepung sagu di luarnya.
Pempek panggang yang bisa dibanderol dengan harga sekitar Rp20 ribu ini biasanya hanya dimakan dengan cocolan sambal hijau yang pedasnya bukan main. Namun, ada juga yang menyediakan cuko seperti pempek biasa.
Tak heran, banyak kaki lima yang menjajakan pempek panggang di pinggir jalan, agar orang jauh seperti Tim Jelajah BUMN 2022 punya kesan dan kenangan untuk dibawa pulang sebagai cerita nantinya.