Bisnis.com, JAKARTA - Seiring bertambahnya usia, kesehatan seseorang makin menurun karena faktor biologis.
Karena itu perlu menyiapkan dana untuk di masa tua Anda, ketika sudah tidak lagi berada di usia produktif.
Selain tabungan, orang juga umumnya memilih investasi masa depan lewat asuransi. Salah satu asuransi yang banyak dibeli orang yakni asuransi jiwa, selain daripada asuransi kesehatan.
Sayangnya, berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik, bahwa hanya 37% masyarakat Indonesia yang memiliki tabungan untuk hidup lebih dari 6 bulan ke depan. Selain itu, menurut penelitian dari WHO, 6 dari 10 orang Indonesia rentan terkena penyakit kritis dalam usia produktif karena pola hidup dan makan yang tidak sehat.
Hal ini makin diperparah dengan fakta bahwa 60% keluarga Indonesia yang ditinggal oleh kepala keluarga mengalami masalah keuangan akibat hilangnya tulang punggung keluarga. Oleh karena itu, Sun Proteksi Jiwa juga menjadi pilihan solusi perlindungan yang tepat bagi generasi produktif yang baru memulai perencanaan keuangan untuk menghadapi risiko kehidupan di masa mendatang.
Danning Wikanti, Chief Distribution Officer Sun Life Indonesia menyampaikan pengelolaan keuangan yang baik dan solusi perlindungan yang tepat memegang peranan penting dalam mencapai kemapanan finansial seumur hidup dan harus dimulai sedini mungkin.
Meskipun begitu, memilih asuransi harus mempertimbangkan banyak hal. Jangan sampai kamu memiliki asuransi tanpa mengetahui apa manfaat yang didapat.
Pastikan manfaat dan perlindungan yang ditawarkan asuransi sesuai dengan apa yang kamu harapkan, dan tentunya sesuai juga dengan anggaran yang sudah kamu siapkan.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih asuransi yang akan dibeli:
1. Sesuai Kebutuhan
Pastikan kamu memilih asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialmu. Jangan sampai asuransi yang kamu pilih justru membebani kondisi keuanganmu dan mengganggu alokasi anggaran rutin yang telah ditentukan.
Tidak ada salahnya untuk melakukan konsultasi dengan agen atau pihak perwakilan perusahaan asuransi yang kamu pilih untuk mendapatkan rekomendasi terbaik yang paling sesuai dengan perencanaan keuanganmu.
2. Cermati Syarat dan Ketentuan Polis
Sebelum memutuskan memilih asuransi yang tepat, kamu harus memahami segala syarat dan ketentuan yang tercantum dalam polis. Kamu bisa mulai dari manfaat dan perlindungan yang ditawarkan, pembayaran premi, hingga proses klaim.
Bila dirasa ada yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau informasi awal yang telah disampaikan, segera hubungi pihak asuransi untuk segera dilakukan pembatalan atau perubahan. Hal ini demi menjaga agar manfaat dan perlindungan asuransi yang kamu pilih sesuai dengan harapan.
3. Melihat Reputasi Perusahaan Asuransi
Reputasi perusahaan asuransi merupakan hal yang penting untuk kamu ketahui untuk menjamin apakah dana yang kamu setorkan untuk berasuransi sesuai dengan peruntukkan dan pemanfatannya di kemudian hari. Hal yang paling utama adalah dengan mengecek apakah perusahaan asuransi tersebut sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan asosiasi asuransi atau tidak.
Ketahui juga kekuatan keuangan dari perusahaan asuransi dari laporan neraca keuangan yang dipublikasikan di media untuk menghindari gagal bayar atas pengajuan klaim yang kamu lakukan. Tidak ada salahnya kamu melihat juga kredibilitas perusahaan tersebut, seperti sudah berapa lama perusahaan itu beroperasi, pemberitaan media, dan ulasan di media sosial.
Jadi, demikian tips sebelum memilih asuransi yang tepat. Mengingat asuransi merupakan investasi jangka panjang, jangan sampai memilih tanpa pertimbangan yang mendalam.
Sementara itu, Sun Life Indonesia bekerja sama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk kini memperluas jangkauan produknya dengan
menghadirkan Sun Proteksi Jiwa (Si Jiwa) bagi nasabah CIMB Niaga.
Sun Proteksi Jiwa merupakan produk asuransi jiwa tradisional dengan premi terjangkau dan fleksibel yang disesuaikan untuk generasi produktif. Selain itu, bisa juga dimanfaatkan sebagai pengganti penghasilan atau dana warisan jika terjadi risiko pada kepala keluarga sehingga kelangsungan hidup keluarga yang ditinggalkan tetap terpenuhi.