Sakit mata/boldsky.com
Health

Hari Penglihatan Sedunia, WHO Desak Negara Asia Tenggara Tingkatkan Layanan Kesehatan Mata

Widya Islamiati
Kamis, 13 Oktober 2022 - 18:22
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tanggal 13 Oktober diperingati sebagai Hari Penglihatan Internasional. Namun, hingga saat ini WHO menyebut, sebanyak 2,2 miliar orang mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan di seluruh dunia. 
 
WHO menyayangkan, karena setidaknya 1 miliar kasus gangguan penglihatan sebenarnya dapat dicegah atau belum ditangani. Dari data tersebut, hampir 30 persen tunanetra dan gangguan penglihatan di dunia merupakan penduduk Kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
 
Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Dr. Poonam Khetrapal Singh menyebut, WHO mendesak negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk mempercepat peningkatan akses yang setara untuk semua orang agar bisa menerima layanan kesehatan mata yang komprehensif dan berkualitas tinggi.
 
Hal ini dikarenakan kondisi mata mempengaruhi orang-orang di semua usia. Namun, lebih rentan menyerang anak kecil dan orang tua. Selain itu, keterbatasan akses perawatan juga menyebabkan penduduk pedesaan dan kelompok etnis minoritas lebih mungkin memiliki gangguan penglihatan dan cenderung tidak mengakses perawatan. 
 
Desakan ini sejalan dengan Rencana Aksi Regional yang baru diadopsi untuk perawatan mata terintegrasi yang berpusat pada perawatan masyarakat pada tahun 2022-2030. Ini merupakan keputusan bulat pada pada Sesi Ketujuh Puluh Lima Komite Regional WHO untuk Asia Tenggara, pada September 2022, dengan fokus pada beberapa prioritas, berikut:
 
Pertama, mengintegrasikan layanan perawatan mata dengan lebih baik ke dalam layanan kesehatan yang sudah ada. Ini diutamakan untuk mengatasi katarak dan kesalahan refraksi yang tidak dikoreksi, dan terutama di tingkat perawatan kesehatan primer. Karena kebutuhan primer ini  merupakan sebagian besar kebutuhan kesehatan masyarakat harus dipenuhi sepanjang perjalanan hidup. 
 
Kedua, memperkuat kesehatan mata tenaga kerja. Caranya dengan menekankan pada peningkatan kapasitas tim kesehatan dan pekerja sosial yang dalam kontak dekat dengan individu dan komunitas yang terkena dampak, dan juga meningkatkan komunitas pemberdayaan dan keterlibatan.
 
Ketiga, meningkatkan akses ke alat bantu dan teknologi baru, sekaligus mempromosikan penelitian, khususnya penelitian operasional. Penelitian ini membahas tentang penyediaan perawatan mata terpadu yang berpusat pada masyarakat, sesuai dengan 'Perawatan Mata dalam Sistem Kesehatan: Panduan untuk Tindakan' global baru WHO, diluncurkan pada Mei 2022. 
 
Dan terakhir, mengurangi beban masyarakat untuk mengeluarkan biaya sendiri bagi perawatan mata. Ini termasuk pada perangkat terkait seperti kacamata, yang harus terjangkau bagi semua yang membutuhkannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro