Anak Sakit/boldsky.com
Health

Fakta Ratusan Anak Indonesia Gagal Ginjal, Sama dengan Kasus di Gambia?

Restu Wahyuning Asih
Jumat, 14 Oktober 2022 - 15:57
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Ratusan anak di Indonesia disebut mengalami gangguan gagal ginjal misterius.

Tanda awal penyakit ini ditandai dengan berkurangnya intensitas buang air kecil, diare akut, dan demam.

Menurut laporan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), setidaknya ada 131 anak yang dilaporkan menderita gagal ginjal akut di sepanjang tahun 2022.

"Di Agustus ada 35 kasus, September sebanyak 71 kasus, dan Oktober hingga tanggal 11 ini ada 9 kasus. Mudah-mudahan menurun dan hilang," kata Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati, dalam konferensi pers bersama IDAI, Selasa (11/10/2022).

Bukan karena obat-obatan

Meski kasus serupa ditemukan di Gambia, Afrika Barat, IDAI mengkalim kasus di Indonesia berbeda.

Ratusan anak yang didominasi balita ini mengidap gagal ginjal akut bukan karena pengaruh obat-obatan.

Saat dilakukan penelitian di laboratorium, pasien mengalami peradangan di banyak organ, termasuk pada hati. Gangguan lain yang terjadi yakni masalah kekentalan darah.

Penyebab diselidiki

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membentuk tim yang terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk meneliti terkait kasus gagal ginjal akut pada anak. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi.

"Kementerian Kesehatan membentuk tim yang terdiri dari IDAI dan RSCM untuk penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal," kata Nadia kepada Bisnis, Kamis (13/10/2022).

Selain itu, Nadia menambahkan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) telah menerbitkan Kep Dirjen Yankes nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal. Keputusan tersebut diharapkan dapat menangani kasus ginjal akut pada anak di Indonesia.

Koordinasi dengan WHO terkait kasus di Gambia

Kemenkes juga tengah koordinasi dengan para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengadakan investigasi kasus di Gambia, Afrika Barat untuk mengetahui penyebabnya.

Nadia menjelaskan, berdasarkan hasil diskusi dengan tim kesehatan dari Gambia, Afrika Barat yang telah memiliki kasus serupa, ada dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

"Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut, karena tidak terdeteksi dalam darah," kata Nadia.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro