Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah korban jiwa tragedi Halloween Itaewon telah mencapai 154 orang. Ada beberapa penyakit yang yang menyerang korban.
Dokter Andi Khomeini Takdir mengungkapkan bahwa kasus Halloween Itaewon menjadi viral hingga sampai ke Indonesia. Berita di Korea menyebutkan bahwa korban Itaewon sempat mengalami gejala muntah darah, sebelum meninggal.
"Saya tidak menangani pasien di Itaewon. Tapi gejala-gejala penyakit tersebut mengerucut pada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, emboli paru," tulisnya di Twitter, Senin (31/10/2022).
Adapun tanda-tanda dan gejala utama sesak napas, nyeri dada, dan batuk disertai darah. Sementara itu, gejala lain emboli paru adalah irama jantung tidak teratur, pusing, keringat banyak, demam/meriang, nyeri dan atau bengkak pada tungkai bawah, dan kulit jadi pucat/sianosis.
Simak faktor yang menyebabkan emboli paru:
1. Obesitas/kegemukan
2. Asap rokok
3. Minuman beralkohol
4. Malas gerak
5. Tirah baring lama
6. Riwayat diabetes, jantung, kanker, stroke, dan covid (juga long covid) due to disfungsi endotel.
7. Terbang/berkendaraan lama (dianjurkan stretching).
Apa yang menyebabkan emboli paru di korban Itaewon?
1. Berdesak-desakan.
2. Tidak bergerak.
3. Rongga dada tertekan.
4. Volume paru berkurang.
5. Pembuluh darah paru ikut tertekan.
Dokter Andi menganalisis kemungkinan kedua dari penyakit yang menyerang korban Itaewon adalah serangan jantung atau Infark Myocard. Adapun gejalanya adalah nyeri dada, muntah darah, dan jadi warna ungu (sianosis).
"Saya simpan di urutan ke-2 karena kemungkinannya [serangan jantung] lebih kecil. Hanya saja, jarang terjadi infark myocard yang serentak," ungkapnya.
Dilansir dari Koreaboo, Senin (31/10/2022), Badan Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat Korea Selatan (CDSCHQ) menyatakan dari 132 orang yang terluka, 36 masih dalam kondisi kritis dan tengah dilakukan perawatan.
Dari total 154 korban tewas, 98 korban di antaranya telah diidentifikasi sebagai perempuan dan 56 sebagai laki-laki. Korban tewas terbaru termasuk 11 orang yang masih berusia remaja, 103 korban di usia sekitar 20 tahun, 30 korban di usia 30-an, delapan korban di usia 40-an, satu orang di usia 50-an, dan satu korban belum diketahui usianya.