Bisnis.com, JAKARTA - Kasus tewasnya satu keluarga dalam sebuah rumah di daerah Kalideres, Jakarta Barat masih dalam tahap investigasi, di mana salah satunya soal dugaan paham apokaliptik yang dianut oleh keluarga tersebut.
Pihak kepolisian pun sejauh ini masih belum menemukan bukti kuat, namun memang keempat jenazah tersebut tidak mengonsumsi makanan sejak lama, sebab tidak ditemukannya makanan serta bahan bakunya dan air minum apapun.
Tapi, apa sebenarnya paham apokaliptik itu? Berikut penjelasan Bisnis selengkapnya.
Menurut Paul Boyer, seorang Profesor Sejarah Merle Curti di University of Wisconsin, Madison menjelasan bahwa apokaliptik mengacu pada sejumlah teks Alkitab yang tersebar di seluruh Perjanjian Lama dan Baru, dan menempatkan bagian-bagian tertentu pada kepercayaan akhir zaman melibatkan serangkaian peristiwa yang akan segera terjadi.
Dia menerangkan, para penganut apokaliptik ini punya kepekaan yang sangat tinggi, Selain, kiamat agama, bagi mereka terdapat kiamat sekuler, berupa kerusakan lingkungan baik itu lapisan ozon, pemanasan global, polusi udara atau air hingga ledakan populasi.
Maka, untuk menghindari krisis yang ada di depan, seorang individu harus melakukan sesuatu guna menyelamatkan dirinya.
Hal ini pun disetujui oleh Bernard McGinn, seorang profesor Teologi Sejarah dan Sejarah Kekristenan di Divinity School di University of Chicago.
“Saya pikir pesan utamanya adalah kontrol mutlak Tuhan. Dalam arti, semua ini tentang pengembaraan, yang membuktikan bahwa Tuhan memang memiliki kendali atas sejarah, dan menjelaskan mengapa ada kejahatan dan konflik di dunia saat ini,” jelasnya.
Sistem Kepercayaan Apokaliptik
Baginya, pesan apokaliptik memiliki kekuatan yang sangat besar untuk para penganutnya karena berbagai alasan. Salah satunya, teror yang cukup ironis ialah soal visi masa depan yang tertanam dalam pandangan bahwa dunia benar-benar menakutkan.
Sebagai penganut paham apokaliptik, baginya setiap individu dapat melarikan diri dari teror sejati yang terbentang di depan. Dan di situlah kepercayaan Pengangkatan menjadi begitu penting, karena peristiwa mengerikan akan terjadi di masa depan, tetapi orang percaya sejati akan terhindar dari semua itu karena mereka akan dibawa dalam ‘Pengangkatan’ dan menghabiskan waktu itu bersama Kristus di langit.
Jadi, selain rasa takut dengan memikirkan peristiwa itu, adapula rasa melarikan diri, rasa penebusan pribadi dari semua itu, yang menurut Boyer menjadi salah satu sumber kekuatan sistem kepercayaan ini.
Sehingga, ramalan akhir dunia bagi mereka yang menganut menawarkan kelegaan dari penderitaan mereka dan harapan bahwa penderitaan mereka akan berakhir.