Bisnis.com, JAKARTA - Tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Hingga hari ini, kasus HIV dan AIDS masih menjadi permasalahan kesehatan baik di Indonesia maupun internasional.
Di Indonesia sendiri, Direktur Direktorat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes Imran Pambudi menyebut prevalensi HIV dan AIDS di Indonesia rata-rata per wilayahnya dibawah 1 persen hanya Papua dan Papua Barat yang di atas angka 1 persen.
"Di Indonesia prevalensi hiv sebagian besar di wilayah itu ada 0.26 persen Sedangkan di papua dan papua barat 1.8 persen," kata Imran Pambudi dalam konferensi pers secara daring pada Senin (29/11/2022).
Sementara, Asia Tenggara menyumbang sekitar 10 persen dari total kasus HIV dan AIDS di seluruh dunia.
Berikut ini fakta-fakta mengenai HIV dan AIDS yang perlu diketahui:
1. HIV adalah virus dan AIDS penyakitnya
Banyak orang yang kerap kali keliru, mengartikan bahwa keduanya adalah penyakit yang sama. HIV bukanlah penyakit, melainkan virus, human immunodeficiency virus yang menyerang sistem imun.
Setelah sistem imun terserang, maka akan muncul sejumlah gejala dan penyakit akibat gangguan imunitas ini, dan itulah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
"HIV itu adalah human immunodeficiency virus, virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh, bedanya dengan AIDS adalah sindromnya, yaitu sekumpulan gejala, penyakit yang terjadi karena menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan karena infeksi HIV," tutur Imran Pambudi.
2. Lelaki seks lelaki memiliki risiko 22 kali terkena HIV dan AIDS
Mengutip United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) pada tahun 2019, lelaki yang melakukan seks dengan sesama lelaki memiliki risiko 22 kali terkena HIV dan AIDS. Angka ini sama dengan risiko yang diterima oleh orang yang melakukan suntik narkoba
Sementara, pekerja seks memiliki risiko terkena HIV dan AIDS sebanyak 21 kali dan transgender sebanyak 12 kali.
3. Tidak dapat ditularkan dengan kontak fisik sehari-hari
Stigma buruk tentang orang yang terkena HIV hingga enggan bersosialisasi dengan mereka sudah harus hilang. Sebab, virus HIV yang kemudian akan menyebabkan AIDS tidak mudah ditularkan.
Kontak fisik sehari-hari tidak akan menularkan virus yang menyerang kekebalan tubuh ini.
WHO pada tahun 2019 lalu mengungkap, HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu (ASI) semen dan cairan vagina.
Selain itu, HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan. Namun, orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air.
4. Bisa dicegah dengan tidak melakukan seks sebelum menikah
Salah satu penyebab penyebaran HIV dan AIDS yang tinggi adalah pergaulan bebas, karena salah satu cara penyebaran virus HIV ini adalah dengan berhubungan intim.
Sehingga tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah bisa jadi cara pencegahan HIV. Selain itu, menggunakan kondom saat melakukan aktivitas seksual, tidak berganti-ganti pasangan, dan tidak melakukan narkoba juga jadi cara pencegahan penyebaran virus HIV ini.
5. Obat untuk HIV sudah ditemukan
Obat untuk virus ini sudah ada dan digunakan di Indonesia. Pambudi menyarankan setiap orang yang memiliki risiko terinfeksi virus HIV, bisa datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan tes, dan akan diberi obat jika terbukti positif.
“Bila hasil tes menyatakan terinfeksi HIV, segera minum ARV yang disediakan Pemerintah di fasilitas layanan kesehatan mampu tes dan pengobatan HIV,” ujar Direktur Imran, dikutip dari keterangan resmi pada Kamis (1/12/2022).
Senada dengan Imran, Ketua Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia dr. Evy Yunihastuti menyebutkan, jika obat untuk HIV sudah ada, namun harus dikonsumsi seumur hidup.
"Obatnya ARV, antiretroviral, sudah ada dan digunakan di Indonesia, ada orang dengan HIV yang bisa hidup sehat yang tadinya terkena AIDS, tapi memang minum obatnya harus seumur hidup," tutur dr. Evy dalam konferensi pers daring pada Rabu (30/11/2022).
6. Banyak diderita kelompok usia 25-49 tahun
Imran Pambudi menyebut, HIV dan AIDS ini banyak diderita oleh kelompok usia yang masih terbilang produktif.
"Sebagian besar HIV ini berada di kelompok usia 25 sampai 49 tahun," tutur Imran.
Berdasarkan data tahun 2018-2022, penderita HIV AIDS dengan kelompok usia 25-49 tahun menyumbang angka 70.4 persen dari total keseluruhan penderita HIV AIDS di Indonesia.