Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Korea Selatan di Piala Dunia 2022 memang sudah kandas sejak dibekuk oleh Brasil dengan skor telak 4-1 di laga menuju perempat final.
Namun, kekalahan itu tidak menghilangkan prestasi gemilang negeri ginseng yang sukses melaju ke babak 16 besar Piala Dunia. Dari Asia, ada dua negara yang lolos yakni Jepang dan Korea Selatan.
Munculnya salah satu tim Asia ini di Piala Dunia seolah menjadi pengobat kesedihan masyarakat Korea Selatan selepas adanya musibah Itaewon.
Sebulan lebih sejak peristiwa yang menewaskan 158 orang itu, Korea pelan-pelan mampu memulihkan nama baiknya dari peristiwa berdarah Itaewon menjadi peristiwa bersejarah di Piala Dunia 2022.
Tapi, hal itu tak lantas membuat warga Korea mudah merayakan keberhasilan timnasnya.
Acara nonton bareng Piala Dunia yang biasanya rutin dilakukan pecinta sepak bola termasuk di Korea Selatan sempat terancam gagal menyusul Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA) telah memutuskan untuk membatalkan acara zona penggemar yang dijadwalkan sebelumnya pada 4 November.
Menurut peraturan kota jika acara 'menempati lebih dari 557 meter persegi dari Lapangan Gwanghwamun,' persetujuan harus datang dari panel penasehat, juga jika 'berlangsung selama lebih dari empat hari,' dan 'menyebabkan lebih banyak dari 144dB kebisingan '.
Akhirnya nobarpun bisa digelar. Dilansir dari Indian Express, nobar digelar dalam pertandingan Korea Selatan menghadapi Uruguay dalam pertandingan pembuka Grup H mereka pada 24 November, diikuti oleh Ghana pada 28 November sebelum menyelesaikan kampanye penyisihan grup mereka melawan Portugal pada 2 Desember. Juga saat pertandingan Korea Selatan vs Brasil
Menurut klub suporter resmi timnas Korea Selatan yang dijuluki The Red Devils, acara massal direncanakan pada pukul 22.00. di Lapangan Gwanghwamun di Seoul, Stadion Piala Dunia di Suwon, Gyeonggi, dan Stadion Sepak Bola di Incheon.
Perdana Menteri Han Duck-soo menginstruksikan pihak berwenang dan Setan Merah untuk memastikan langkah-langkah keamanan bagi para penggemar.
Pemerintah dan polisi sangat berhati-hati dengan langkah-langkah keamanan kerumunan setelah lonjakan kerumunan Itaewon. Menurut data polisi awal, sekitar 39.000 orang diperkirakan menghadiri acara nobar di enam tempat utama di Korea, termasuk 30.000 orang di Gwanghwamun, dua kali lipat jumlah pertandingan pertama melawan Uruguay.
Di luar Seoul, polisi memperkirakan 1.500 orang datang ke Stadion Sepak Bola Dowon Incheon; 5.000 ke Stadion Piala Dunia Suwon; 1.500 ke Stadion Anyang; 500 ke Stadion Uijeongbu; dan 500 ke Gimnasium Dalam Ruangan Universitas Uijeongbu Shinhan.
Dilansir dari koreajoongangdaily, polisi mengerahkan 316 petugas polisi, 14 regu anti huru hara, dan 32 petugas SWAT secara nasional ke acara sepak bola.
Di Lapangan Gwanghwamun saja, sekitar 150 petugas polisi, 700 petugas di 12 regu anti huru hara, dan 20 petugas SWAT dikerahkan. Sekitar 500 polisi dikerahkan untuk pertandingan melawan Uruguay, termasuk 41 petugas polisi dan delapan regu anti huru hara. Tidak ada cedera yang dilaporkan.
Halte bus Sejong Center di Gwanghwamun Square ditutup sementara mulai pukul 7 malam. hingga tengah malam dan semua bus yang menuju ke sana akan dialihkan. Selain itu, kereta di Seoul Metro Jalur 5 dapat melewati Stasiun Gwanghwamun tanpa berhenti jika terlalu banyak orang.
Antara tengah malam dan 01:00, lebih banyak gerbong metro untuk jalur 1, 2, 3, dan 5 akan ditambahkan. Waktu layanan bus terakhir untuk 46 rute bus kota yang melewati Gwanghwamun akan diperpanjang hingga pukul 12:30.
Sementara itu, di Indonesia nobar laga Korea Selatan pun digelar.
Hal ini, karena budaya pop Korea, khususnya subkultur populer dari Korea Selatan, berhasil mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia selama lebih dari satu dekade.
Berbagai produk hasil dari kebudayaan negeri ginseng ini seperti musik, drama televisi, fashion, hingga kuliner kini jamak terlihat mendominasi gaya hidup dan turut menginspirasi generasi anak muda Tanah Air.
Budaya subkultur ini pun turut menghasilkan fandom atau kelompok yang secara antusias menggemari seseorang atau sesuatu, khususnya yang berasal dari Korea Selatan.
Selain budaya populer yang sudah lebih dulu menginvasi, tim nasional Korea Selatan yang berlaga di Piala Dunia 2022 pun kini mencuri perhatian anak muda Indonesia penggemar budaya Korea.
Semisal nobar yang diikuti oleh Komunitas Budaya Pop Korea yang digelar oleh OK Bank. Nobar itu dihadiri oleh 230 pengunjung yang berasal dari berbagai kalangan, seperti fans sepakbola dan komunitas budaya pop Korea.
Suporter ataupun pengunjung yang hanya ingin menikmati suasana vibes nobar berbeda, merasa terhibur dengan berbagai acara seperti K-Quiz yang seru bertabur hadiah, hingga Korean Bites yang disajikan oleh para Hanbok Girl di mana pengunjung dapat menikmati beragam jajanan khas Korea selama acara nobar.
Pada acara Nobar Paling OK itu, turut hadir IndoSpurs Community (@IndoSpurs dan @IndoSpurs_Jkt) serta influencer dari Indonesia dan Korea seperti Jeon Sangwon (@jameski92), Nona Angie (@nonaangie), Daehoon (@daehoon), dan Afif Xavi (@afifxavi). Kolaborasi apik antara keseruan budaya pop Korea yang menjadi sumber hormon kebahagiaan dan kegiatan nonton bareng timnas Korsel berlaga di Piala Dunia 2022, berhasil dihadirkan untuk memuaskan penggemar budaya Korea dalam satu tempat.
Kim Tae Seob, selaku Kepala Divisi Marketing Communication OK Bank mengatakan event Nobar Paling OK diharapkan dapat menjadi wadah, bagi suporter yang ingin merasakan vibes dan ambience berbeda dalam mendukung timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2022.
Selain nobar, suporter tentunya dapat menikmati berbagai acara menarik dan kuliner khas Korea yang kami sajikan untuk menciptakan suasana nobar seperti yang ada di negeri ginseng tersebut.
Selain itu, ada juga nobar di beberapa kafe seperti di Kemang, dan wilayah Jakarta Pusat lainnya.
Ini karena para pendukung Korea Selatan ingin mendukung penampilan para Oppa di lapangan hijau.
Dukungan pada timnas Korea Selatan di Indonesia umumnya juga datang dari para penggemar Kpop dan Drama Korea.