Bisnis.com, JAKARTA – Tahun baru Imlek identik dirayakan dengan menggelar festival yang melibatkan pertunjukan tarian Barongsai. Tarian ini menjadi kesenian yang berasal dari budaya rakyat Tiongkok dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Masyarakat Tionghoa yang merantau di berbagai negara baik itu Eropa dan Asia, mereka telah mendirikan banyak klub barongsai. Barongsai ini nantinya akan tampil di setiap festival atau acara besar Tionghoa, khususnya Tahun Baru Imlek. Barongsai umumnya dilakukan oleh dua orang penari yang berada di dalam kostum singa. Penari di bagian depan akan berperan sebagai kepala dan kaki depan singa, sementara penari yang di belakang akan bertugas sebagai punggung dan kaki belakang.
Barongsai biasanya tampil dalam kostum singa dan diiringi dengan musik penabuh yang bergenderang. Alat musiknya terdiri dari simbal dan gong yang diadu dengan menggema. Barongsai pun nantinya akan meniru berbagai gerakan singa.
Barongsai di Indonesia selalu hadir di setiap tempat umum seperti mall dan alun-alun kota untuk memeriahkan Imlek. Pertunjukan kesenian Tionghoa ini juga sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Barongsai memiliki fakta-fakta unik yang jarang diketahui masyarakat, apa saja?
Fakta-fakta Barongsai:
1. Nama Barongsai Hanya Ada di Indonesia
Dilansir China Highlight, Barongsai di negara asalnya sendiri dikenal dengan nama 'Wu Shi', dan secara internasional lebih populer dengan nama 'Lion Dance'. Kemudian istilah 'Barong' merujuk pada kesenian di Indonesia, atau tepatnya kesenian boneka Bali yang para penarinya berada dalam kostum. Sedangkan istilah 'Sai' berasal dari bahasa Hokkian yang berarti singa.
Sejarah Barongsai dalam budaya Tiongkok dimulai pada Dinasti Han (202 SM–220 M), ketika Jalur Sutra didirikan untuk menghubungkan Tiongkok dengan Eropa. Sepanjang perjalanannya, utusan dari negara-negara Persia dan Asia Tengah akan menghadiahkan singa kepada kaisar Tiongkok.
Popularitas binatang kekaisaran ini kemudian meresap dari pengadilan tinggi ke massa. Singa juga memainkan peran penting dalam mitologi Buddha, yang mulai menyebar ke seluruh Tiongkok pada akhir Dinasti Han.
2. Dipercaya Dapat Mengusir Roh Jahat
Budaya Tionghoa meyakini bahwa singa merupakan simbol yang melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan keunggulan. Budaya Tionghoa selalu memeriahkan hari besarnya dengan menampilkan barongsai sebagai bentuk ritual untuk mendatangkan keberuntungan dan mengusir roh jahat.
Salah satu kisah Barongsai yang paling populer adalah kisah 'Nian', makhluk mengerikan yang dipercaya sering muncul pada awal musim semi atau saat tahun baru Imlek untuk mengganggu manusia. Masyarakat Tiongkok kala itu melakukan berbagai hal seperti menggunakan warna-warna merah yang mencolok, bermain petasan dan kembang api, hingga melakukan tarian barongsai yang meriah untuk mengusir Nian.
3. Berat Kepala Barongsai 25 Kilogram
Tidak banyak orang yang tahu, ternyata bagian kepala Barongsai terbuat dari olahan pulp atau bubur kertas dan memiliki berat mencapai 25 kilogram. Dengan bobot yang sangat berat ini para pemain harus melakukan berbagai atraksi akrobat di dalam kostum Barongsai. Tak heran jika para pemain Barongsai di Tiongkok umumnya harus mengikuti akademi bela diri Wu Shu sebelum mereka benar-benar terjun menjadi penari Barongsai.
4. Barongsai Tiap Negara Punya Gaya Tersendiri
Berasal dari Tiongkok, tarian barongsai kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan menambahkan variasi lokalnya sendiri. Tak heran jika setiap negara memiliki gaya tarian Barongsai yang berbeda. Barongsai di Indonesia, penarinya mengenakan kostum singa bulu dengan kepala besar. Sementara di Tibet, penari barongsai mengenakan kostum singa salju putih dan hijau.
Barongsai di China dibagi menjadi gaya Utara dan Selatan. Tarian barongsai selatan berasal dari Guangdong. Gaya barongsai selatan ini sangat populer di Hong Kong, Makau, dan kampung halaman orang Tionghoa perantauan. Gerakannya mengikuti perilaku singa dengan penekanan pada tindakan seperti mencakar, menggoyangkan tubuh, dan menjilati bulu
Barongsai gaya Utara memiliki hubungan yang erat dengan kungfu, seni bela diri Tiongkok. Kostum barongsai ini dibuat dengan lebih kuat dan kurang dekoratif untuk memungkinkan pemainnya lebih banyak melakukan gerakan. Seperti halnya gerakan Kungfu, gaya utara ini lebih menampilkan gerakan berguling, bergulat, melompat, dan memanjat.
5. Memiliki 5 Makna Filosofis
Setiap bagian tubuh Barongsai terbentuk dari lima unsur hewan atau makhluk berbeda yang memiliki makna filosofis, yaitu:
– Tanduk Barongsai
Sebagai simbol kehidupan dan generas serta mewakili unsur perempuan.
– Telinga dan Ekor (makhluk mistis)
Sebagai lambang kebijaksanaan dan keberuntungan.
– Tulang belakang (ular)
Melambangkan pesona dan kekayaan.
– Punuk di Belakang Kepala (kura-kura)
Menjadi simbol dari umur yang panjang.
– Dahi dan Jenggot (naga)
Sebagai lambang kepemimpinan, kekuatan, serta mewakili unsur perempuan.
6. Tiap Warna Memiliki Arti yang Berbeda
Tubuh Barongsai umumnya memiliki lima warna yang melambangkan lima arah dalam kompas Tiongkok dan juga kelima unsur kehidupan. Warna-warna tersebut antara lain:
Kuning: melambangkan bumi (pusat)
Hitam: melambangkan air (utara)
Hijau: melambangkan kayu (timur)
Merah: melambangkan api (selatan)
Putih: melambangkan loga (barat)
7. Perempuan Sempat Dilarang Jadi Penari Barongsai
Dilansir dari Mental Floss, pada sejarah akademi seni bela diri Tiongkok, mereka mulanya melarang wanita untuk ikut berlatih barongsai. Sebab, akademi ini menjunjung tinggi persaudaraan, mereka menghindari anggota wanita untuk menghindari risiko pertikaian yang dapat memutus hubungan persaudaraan.
Kemudian sejak paradigma seni bela diri ini telah memudar, rombongan tari secara perlahan mulai mempersilahkan wanita untuk bergabung dengan barisan mereka. Bahkan pada saat ini ada beberapa kelompok barongsai di dunia yang dipimpin secara langsung oleh wanita.