Ilustrasi/Personneltoday
Health

Viral Kurir Meninggal Saat Antar Paket, Benarkah Kelelahan Bisa Picu Kematian?

Arlina Laras
Kamis, 16 Februari 2023 - 13:41
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kejadian kurir yang meninggal saat mengantar paket viral di media sosial. Salah satu pengguna Twitter memperlihatkan foto kurir yang tampak tergeletak dengan posisi tengkurap di depan rumah warga.

“Turut berduka, barusan mendapat kabar bahwa ada kawan kurir di Jakarta meninggal saat sedang bekerja mengantar paket. Menurut kawannya, almarhum meninggal karena kelelahan,” tulisnya pada Kamis (16/2/2023). 

Namun, tidak berselang lama, keluarga korban pun memberikan keterangan bahwa kurir ekspedisi berinisial YS (42) tersebut dikabarkan punya riwayat penyakit jantung. 

Terlepas dari penyebab kematian sang kurir. Benarkah kondisi tubuh yang terlalu lelah bisa memicu terjadinya serangan jantung hingga kematian? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya. 

Melansir dari Healthline, kelelahan yang ditandai dengan kombinasi stress dan pola hidup yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko serangan jantung pada pria secara signifikan.

Para ahli mengatakan, akibat rasa lelah tersebut maka hal tersebut meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes akibat banyaknya makan sebagai bentuk peralihan dari stres, yang dapat menyebabkan obesitas. Semua kondisi tersebut merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Pria dengan kelelahan memiliki risiko serangan jantung hampir 3 kali lebih besar

Para peneliti menyelidiki hubungan antara kelelahan dan risiko serangan jantung pada pria tanpa riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya.

Melalui, data yang diambil dari proyek MONICA  milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mereka coba untuk memperlihatkan 657 pria di Novosibirsk, Rusia berusia 25 hingga 64 tahun sebagai sampel representatif untuk menganalisis hubungan antara kelelahan dan risiko serangan jantung peserta.

Terlihat, dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kelelahan, pria dengan tingkat kelelahan sedang atau tinggi memiliki risiko 2,7 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dalam waktu 5 tahun

Mereka memiliki risiko serangan jantung 2,25 lebih tinggi dalam 10 tahun dan risiko sedikit lebih tinggi dari dua kali lipat dalam 14 tahun.

“Secara keseluruhan, 67 persen pria mengalami kelelahan vital, dan 15 persen memiliki tingkat kelelahan yang tinggi,” kata laporan Panov. 

Laporan tersebut menekankan ini adalah survei epidemiologi, dan hasilnya hanya mencakup populasi laki-laki.

“Publikasi kami baru-baru ini menunjukkan perbedaan gender dalam prevalensi dan perbedaan efek kelelahan vital pada risiko kardiovaskular, infark miokard, stroke, hipertensi arterial,” katanya.

Bagaimana mungkin kelelahan meningkatkan risiko serangan jantung?

Direktur Kesehatan Jantung di Rumah Sakit Jantung Sandra Atlas Bass di New York Guy L. Mint mengatakan stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko kardiovaskular utama untuk serangan jantung dan stroke," katanya.

Dengan hadirnya perasaan stres, maka hal itu bisa memicu makan yang berlebihan sampai bisa menyebabkan kolesterol tinggi, obesitas, dan resistensi insulin. 

Mintz menambahkan bahwa perilaku seperti ini juga dapat menyebabkan pradiabetes atau diabetes, dan keduanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

“Obesitas, resistensi insulin, dan diabetes menyebabkan peradangan, yang merupakan faktor risiko jantung signifikan lainnya. Kurangnya motivasi dapat menyebabkan orang 'menyerah' dan tidak berolahraga atau peduli,” katanya. 

Stres dan depresi juga dapat menyebabkan pola tidur yang tidak , dengan diiringi hidup yang tidak sehat, bisa semakin memperberat kerja dari jantung dan berisiko tinggi terkena serangan jantung. 

Melansir dari Medicine Net, serangan jantung atau yang juga dikenal dengan myocardial infraction adalah kematian otot jantung mendadak karena halangan yang tiba-tiba pada arteri koroner akibat adanya pembekuan darah atau penyumbatan.

Adanya, penyumbatan pada arteri ini mengambil darah dan oksigen dari otot jantung yang menyebabkan otot jantung mengalami cedera hingga menimbulkan sakit dada dan sensasi yang menyakitkan. Jika aliran darah tidak dikembalikan ke otot jantung dalam 20-40 menit bisa menyebabkan kematian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro