Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia kini mengembangkan teknologi berbasis genom pada sejumlah penyakit yang mematikan, mulai dari kanker sampai talasemia yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan hal ini dilakukan untuk mengetahui pola genomik pasien, proses pemeriksaan, perawatan dan pengobatan dilakukan dengan spesifik, sehingga lebih efisien dan efektif.
"Genomik merupakan ilmu yang mempelajari genom, yaitu informasi genetik yang tersimpan dalam DNA. Manusia Pemeriksaan genomik dapat melihat semua gen dalam tubuh kita, juga perubahan gen pada penyakit, termasuk kecenderungan risiko penyakit,” ungkapnya dalam Peresmian Laboratorium Geniomik dan Penandatanganan MoU Bumame dengan Kemenkes di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Manfaat Tes Genomik
CEO Bumame James Wihardja menjelaskan, melalui pemeriksaan genomik ini, pasien akan lebih mendapatkan pengobatan yang tepat untuk tiap individu, baik jenis kemoterapi, hormonal, terapi target maupun imunoterapi.
“Kita ambil contoh ya, kalau dulu seseorang terdiagnosis kanker hampir pasti diberikan kemoterapi, tapi kini kami ingin menggunakan teknik pemeriksaan yang lebih presisi dan personalized medicine," terangnya.
Dirinya menjelaskan, pengobatan yang presisi merupakan pengobatan yang dirancang khusus bagi setiap individu sesuai dengan profil genetiknya.
“Obat yang sama belum tentu memberi efektivitas yang sama pada setiap individu,” ujarnya.
Selain itu, pengobatan yang presisi juga akan menghemat pembiayaan kesehatan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengobatan yang tidak tepat.
Baginya, studi genom memainkan peran penting dalam mengubah sistem atau tindakan perawatan kesehatan publik dengan memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana genomik dan DNA memberikan pengaruh pada kondisi kesehatan personal.
Biaya Tes Genomik
Terkait biaya, CEO Bumame, James Wihardja menjelaskan besaran biaya tergantung pada kasus. Dia mengatakan, 1 pasien dengan teknologi sel genom ini setara dengan pengobatan yang dilakukan oleh 99 pasien.
“Meski saat ini masih relatif mahal. Tapi, dengan visi kami yaitu untuk menyediakan bagi seluruh masyarakat Indonesia, maka kami semua punya keinginan untuk pengobatan ini bisa tercover oleh BPJS, nanti coba akan kita diskusikan,” ujarnya pada Bisnis.
Cara Kerja Tes Genomik
Tes genomik adalah pemeriksaan kesehatan untuk memastikan adanya berbagai risiko penyakit yang bisa terjadi akibat genetik asal.
Pemeriksaan genomik melihat gen dalam tunuh untuk membantu dokter membuat keputusan yang lebih tepat tentang penyakit yang dialami dan mencocokkan dengan pengobatan yang tepat.
Meski begitu, pemeriksaan genomik tidak dapat membantu dokter mendiagnosis atau mengobati kanker. Tes ini hanya memberikan informasi spesifik tentang sel kanker yang berkembang dalam tubuh dan cara terbaik untuk mengobatinya.
Maka untuk melakukan pemeriksaan genomik, dokter pertama-tama akan membutuhkan sampel darah. Setelahnya, sampel akan dibawa ke laboratorium, hingga akhirnya dokter akan mengujinya untuk mengetahui perubahan gen tertentu yang memengaruhi pertumbuhan penyakit dan bagaimana responnya terhadap pengobatan.
“Karena enggak jarang, orang dikasih obat dan enggak sembuh. Itu kan menghabiskan biaya juga dengan pengobatan yang tidak ampuh,” jelas James.
Di Indonesia sendiri, laboratorium genomik yang berlokasi di area Bumame TB Simatupang Jakarta Selatan tengah dikembangkan.
“Berkolaborasi dengan BGI Genomics melalui PT Naleya Genomik Indonesia (NGI), kami ingin masyarakat Indonesia bisa melakukan deteksi dini dan menghindari salah diagnosa,” jelasnya.
Sebagai informasi, bersamaan dengan peresmian laboratorium genokik, Kemenkes bersama GBI Group juga telah menandatangani MoU Penanggulangan Talasemia dan MoU Pembangunan Bank Gen Nasional.